PENGANTAR
MANAJEMEN OPERASI
DAN
STRATEGI OPERASI
2.1.Definisi
Manajemen Operasi dan Asal-Usulnya
a.
Definisi Manajemen
Pengertian manajemen menurut T. Hani Handoko
(2003:3) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengertian manajemen menurut Melayu S.P Hasibuan
(2006:2) adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Pengertian Manajemen Menurut Kosasih dan Soewedo
(2009:1) adalah pengarahan menggerakkan sekelompok orang dan fasilitas dalam
usaha untuk mencapai tujuan tertentu.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa
pendapat tersebut bahwa manajemen ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan sumber daya
baik itu sumber daya manusia maupun sumber
daya yang lainnya agar mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
b.
Definisi Manajemen Operasi
Menurut Subagyo (2000:1) operasi ialah kegiatan
untuk mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari
suatu barang atau jasa.
Lalu Sumayang (2003) menyatakan bahwa manajemen
operasi ialah suatu pengelolaan proses pengubahan atau proses konversi dimana
sumber-sumber daya yang berlaku sebagai input
diubah menjadi suatu barang atau jasa/output.
Menurut T. Hani Handoko (1999), manajemen produksi
dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber
daya-sumber daya (faktor produksi) – tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan
mentah dan sebagainya - dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai
produk atau jasa.
Dalam wikipedia, Manajemen operasi adalah area
bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan
operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efesien. Seorang manajer operasi
bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).
Apa yang bisa dilakukan manajer operasi dan
orientasi manajer operasi? Melakukan fungsi-fungsi proses manajemen, yaitu
seperti : perencanaan, pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan dan
pengendalian. Orientasi manajer operasi ialah mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga,
waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Tanggung jawab manajer operasi yaitu menghasilkan
barang dan jasa, mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan
sistem transformasi, dan mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi
operasi.
Zulian Yamit (2003) menyatakan bahwa peranan manajer
operasi adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan dan mengatur letak gudang
persediaan dan mesin yang efisien agar tidak menyita waktu dalam pergerakan.
2.
Melakukan pemeliharaan agar menjamin
keandalan dan kontinuitas operasi.
3.
Mengurangi bagian produk yang rusak atau
memperbaiki proses produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan
biaya yang rendah.
4.
Menentukan komponen yang akan dibuat
atau dibeli dari suplier.
5.
Menentukan atau memperbaiki skedul
kerja.
6.
Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika ada
penambahan jam kerja.
7.
Memperbaiki sistem informasi produk
dengan para suplier.
8.
Memperbaiki manajemen persediaan.
9.
Memperbaiki produktivitas.
10. Mengurangi
jika memungkinkan menghapuskan pemborosan.
11. Memperpendek
waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses, dan sebagainya.
Fungsi dari operasi pada organisasi adalah merupakan
tugas bagian operasi yang menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Manajemen
operasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Inputs
-
Tanah
-
Buruh
-
Modal
-
Manajemen
|
Proses Konversi
|
Outputs
Barang dan Jasa
|
Umpan Balik
|
Gambar 1.
Manajemen operasi sebagai suatu sistem produksi (Lalu Sumayang, 2003)
Lazimnya pada setiap pengelolaan proses maka
lingkungan akan memberikan pengaruh. Pengaruh tersebut dinamakan random fluctuation merupakan
faktor-faktor yang selalu berubah-ubah, tidak diinginkan dan tidak dapat
dikendalikan yang akan mempengaruhi secara acak proses produksi sehingga
menyebabkan output akan bebeda dengan
yang diinginkan.
Random
fluctuation dapat berupa pengaruh dari luar atau
dari dalam organisasi yaitu sebagai berikut:
1.
Fungsi-fungsi lainnya yang ada dalam
perusahaan/organisasi itu sendiri seperti misalnya fungsi pemasaran, keuangan,
personalia, dll.
2.
Lingkungan di luar perusahaan seperti
peraturan pemerintah, hukum, kondisi sosial, politik, dan ekonomi.
Pengaruh lingkungan serta keberadaan random fluctuation akan merupakan
keharusan yang dapat dikurangi melalui usaha-usaha kerja keras manajemen.
Sedangkan umpan balik (feed back), merupakan rangkaian sistem peng-awasan yang memberikan
informasi kepada manajemen dalam rangka membuat keputusan apakah diperlukan
pengaturan-pengaturan kembali pada kegiatan-kegiatan organisasi.
Ruang lingkup manajemen operasi meliputi:
1.
Perancangan atau desain sistem produksi
dan operasi, terdiri atas
a. Seleksi dan perancangan disain produk
b. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan
c. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi
d. Rancangan tata letak dan arus kerja
e. Rancangan tugas pekerjaan
f. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
b. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan
c. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi
d. Rancangan tata letak dan arus kerja
e. Rancangan tugas pekerjaan
f. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
2.
Pengoperasian sistem produksi dan
operasi
a. Penyusunan rencana produk dan operasi
b. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
c. Pemeliharaan mesin dan peralatan
d. Pengendalian mutu
e. Manajemen tenaga kerja (SDM)
a. Penyusunan rencana produk dan operasi
b. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
c. Pemeliharaan mesin dan peralatan
d. Pengendalian mutu
e. Manajemen tenaga kerja (SDM)
Proses Pembuatan Keputusan
Pembuatan
keputusan merupakan elemen penting manajemen operasi. Karena semua manajer
operasi harus membuat keputusan-keputusan. Proses pembuatan keputusan dapat
digambarkan sebagai berikut:
Perumusan Masalah
|
Pengembangan
alternatif-alternatif
|
Evaluasi hasil-hasil
|
Evaluasi
alternatif-alternatif
|
Pemilihan alternatif terbaik
|
Implementasi keputusan
|
Gambar 2. Proses pembuatan keputusan (T.
Hani Handoko, 1999)
Perumusan
masalah. Manajer perlu merumuskan masalah atau kesempatan
kerja secara jelas. Kebutuhan akan
keputusan sering berupa suatu masalah atau suatu kesempatan dalam berbagai
bentuk. Kebutuhan-kebutuhan ini dalam kenyataannya sulit diketemukan, atau
bahkan sering hanya mengidentifikasi-kan gejala masalah bukan penyebab yang
mendasar. Untuk mempermudah identifikasi masalah, para manajer operasi dapat
menggunakan beberapa cara. Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan
sebab-akibat. Kedua, manajer mencari penyimpangan-penyimpangan dari “normal”.
Atau bisa juga manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak yang mempunyai wawasan
yang lebih.
Pengembangan
alternatif-alternatif.
Setelah masalah ditentukan dan dirumuskan, langkah selanjutnya ialah
pengumpulan dan analisa yang relevan. Atas dasar data tersebut satu atau lebih
alternatif dikembangkan sebelum suatu keputusan dibuat. Pengembangan
alternatif-alternatif sering merupakan tahap yang paling sulit dan memerlukan
pemikiran-pemikiran yang kreatif.
Evaluasi
alternatif-alternatif. Hal
ini tergantung pada pemilihan kriteria keputusan yang tepat. Evaluasi
alternatif sering melibatkan kriteria-kriteria yang saling bertentangan.
Sebagai contoh, keputusan untuk menggunakan mesin baru dalam operasi-operasi
mungkin akan mengurangi biaya-biaya, tetapi hal ini mungkin juga akan
menurunkan fleksibilitas. Jadi, trade
offs harus dibuat antara berbagai kriteria dan sasaran yang saling
bertentangan. Dalam banyak kasus, evaluasi berbagai alternatif dipermudah
dengan menggunakan model-model matematik formal.
Pemilihan
alternatif terbaik. Meskipun kualitas analisis yang
dilakukan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif cukup tinggi, pemilihannya
jarang menjadi mudah dan jelas. Hal ini dikarenakan masalah-masalah keputusan
sulit disajikan secara lengkap dalam bentuk kuantitatif dan kriteria yang
digunakan saling bertentangan. Oleh karena itu, alternatif terpilih sering
hanya berdasarkan pada jumlah informasi terbatas yang tersedia bagi manajer dan
ketidak sempurnaan kebijakan manajer. Pemilihan alternatif terbaik juga sering
merupakan kompromi di antara berbagai faktor yang dipertimbangkan.
Implementasi
keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum
di-laksanakan dan diterapkan dalam praktek. Implementasi memerlukan perubahan
cara orang berprilaku, sehingga pembuat keputusan dapat dipandang sebagai
pengantar perubahan (change agent).
Implementasi keputusan tidak hanya sekedar pemberian perintah, tetapi manajer
harus menetapkan skedul kegiatan atau anggaran, mengadakan dan mengalokasikan
sumber daya yang diperlukan, serta melimpahkan wewenang dan tanggung jawab
pelaksanaan tugas tertentu.
Evaluasi
hasil-hasil. Setelah keputusan diimplementasikan,
manajer harus memonitornya terus menerus. Manajer perlu mengevaluasi apakah
implementasi dilakukan dengan tepat dan keputusan memberikan hasil yang
diharapkan.
Kerangka Keputusan-Keputusan Operasi
Kerangka
keputusan ini menyatakan bahwa operasi-operasi mempunyai lima tanggung jawab
keputusan utama, yaitu:
Proses. Keputusan-keputusan dalam kategori ini dimaksudkan untuk merancang
proses produksi secara fisik mencakup seleksi tipe proses, pemilihn teknologi,
analisis aliran proses, penentuan lokasi fasilitas dan layout fasilitas, dan
penanganan bahan (materials handling).
Kapasitas. Keputusan-keputusan kapasitas ditujukan pada
penyediaan volume keluaran yang optimal bagi organisasi, tidak terlalu sedikit
ataupun sedikit.
Persediaan. Merupakan harta penting
yang harus dikelola secara baik. Para manajer persediaan membuat
keputusan-keputusan yang berkenaan dengan pengelolaan system
logistic dari pembelian sampai penyimpanan persediaan bahan mentah, barang dalam
proses dan produk akhir.
Tenaga
kerja. Bidang
tanggung jawab keputusan ini bersangkutan dengan perancangan dan pengelolaan
tenaga kerja dalam operasi-operasi.
Kualitas.
Fungsi operasi terutama bertanggung jawab atas kualitas barang dan jasa
yang dihasilkan.
Kriteria untuk Keputusan
Operasi
Proses ini dapat
dilakukan dengan mudah melalui pengenalan bahwa pada umumnya ada empat sasaran
dalam operasi, yaitu:
Biaya. Sasaran
biaya adalah sangat penting dalm operasi. Biaya mesti dirancang seefisien
mungkin guna menghasilkan pengahasilan yang lebih.
Kualitas. Sasaran kualitas berkaitan dengan kualitas produk
atau jasa yang dihasilkan oleh operasi-operasi. Sasaran ini dipengaruhi baik
oleh desain produk maupun cara produk dibuat dalam operasi-operasi.
Dependability.
Sebagai suatu sasaran, hal
ini menyangkut dapat diandalkannya suplai barang dan jasa. Dalam operasi-operasi Dependability dapat diukur dengan
persentase kekurangan bahan, persentase pemenuhan janji pengiriman, dan
criteria lainnya.
Fleksibilitas.
Fleksibilitas menyangkut kemampuan
operasi-operasi untuk membuat perubahan dalam desain produk atau dalam
kapasitas produksi, dan sebagainya, untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan
yang terjadi.
c.
Asal-Usul Manajemen Operasi
T. Hani Handoko dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen
Produksi dan Operasi (1999) menyatakan bahwa Manajemen operasi telah ada sejak
orang mulai memproduksi barang dan jasa. Meskipun awal mula operasi-operasi
dapat ditelusuri sampai peradaban permulaan, namun pembahasan dipusatkan pada
dua ratus tahun terakhir.
Lalu Sumayang dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen
Produksi dan Operasi (2003), awal mula ditemukannya mesin uap oleh James Watt
(1764) sebagai pengganti tenaga manusia yang kemudian menghantarkan peradaban
manusia ke zaman modern dimana produktivitas meningkat dengan cepat (revolusi
industri).
Selanjutnya, Adam Smith dalam The Wealth of Nation (1776) mengungkapkan bahwa efisiensi akan
didapat dari spesialisasi buruh/tenaga kerja, yaitu dengan cara memilah-milah
tugas menjadi unit-unit dan kemudian masing-masing dikerjakan oleh tenaga yang
ahli dan terampil. Artinya yaitu menempatkan tenaga kerja sesuai dengan keahlian
masing-masing.
Adam Smith mengemukakan bahwa spesialisasi tenaga
kerja akan meningkatkan keluaran karena tiga faktor:
1.
Peningkatan keterampilan karyawan.
2.
Penghematan waktu kerja yang hilang
karena perubahan pekerjaan-pekerjaan.
3.
Penemuan peralatan-peralatan dan
mesin-mesin.
Charles Babbage dalam bukunya On The Economy of Machinery and Manufactures (1832) mengembangkan
ajaran Adam Smith dengan menambahkan satu unsur lagi yaitu upah buruh dibayar
sesuai dengan keahlian yang diperlukan.
Pada permulaan abad ke-20 yaitu pada 1911, Frederick
.W. Taylor Principle of Scientific
Management meneruskan teori Adam Smith serta memperjuangkan penerapan ilmu
pengetahuan pada pengelolaan pabrikasi yang berkembang dengan cepat dan semakin
rumit.
Pada tahun 1930 Elton Mayo pertama kali menyampaikan
bahwa motivasi dan kepuasan kerja buruh merupakan faktor utama dalam penentuan
kinerja. Pendapat ini kemudian terkenal dengan istilah humanizing the work place. Para pekerja diawasi dan diperhatikan
dengan harapan untuk mengurangi hal-hal yang tidak bermanfaat. Para ahli
mempelajari pengaruh tingkah laku manusia terhadap kerjaannya.
Setelah perang dunia II sekitar tahun 1946 penemuan
komputer memberikan peluang kemajuan pada manajemen produksi.
Dan terus berlanjut, sampai pada tahun 1970-an
timbul dua hal yang mengubah pandangan selama ini yaitu:
1.
Istilah “manajemen produksi” berubah
menjadi “manajemen operasi” seiring dengan pengembangan produk jasa lebih
mencolok dibandingkan dengan produk pabrikasi, sehingga orientasi manajemen operasi
lebih luas.
2.
Fungsi operasi memberikan peranan baru
sebagai bagian dari strategi usaha.
Peranan yang penting dan ikut menentukan keunggulan dalam memenangkan persaingan.
Sebelumnya orientasi business strategy
hanya pada bidang pemasaran dan keuangan saja dan kemudian baru disadari hal
ini ternyata memberikan dampak melemahnyadunia industri.
Tahun 1980-an konsep factory focus diterapkan sebagai dasar dalam mengelola organisasi
operasi dan telah memberi hasil tingkat kinerja tinggi.
Pada dasawarsa berikutnya tahun 1990-an diperlukan
perbaikan-perbaikan pada konsep factory
focus ini dengan lebih menonjolkan keunggulan dalam persaingan berdasarkan
ketepatan waktu atau time based.
Perubahan-perubahan ini memberikan peluang maupun
tantangan bagi fungsi manajemen operasi dalam ikut merumuskan dan melaksanakan business strategy, dengan satu misi
yaitu unggul dalam persaingan.
2.2.
Mengapa
Perlu Mempelajari Manajemen Operasi?
Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi pasti muncul
pertanyaan, mengapa kita mesti mempelajari manajemen operasi, sedangkan
spesialisasi kita adalah bidang akuntansi? T. Hani Handoko dalam bukunya
Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi (1999) menjelaskan alasan mengapa perlu
mempelajari manajemen operasi, diantaranya:
a.
Para akuntan juga perlu mempelajari
sistem-sistem perencanaan dan pengawasan produksi dan persediaan. Sistem-sistem
ini dapat memberikan informasi akuntansi biaya, rasio-rasio pemanfaatan
kapasitas, penilaian persediaan, harga pokok penjualan, dan informasi lain
untuk pengawasan, pemeriksaan (auditing) dan pelaporan finansial internal.
b.
Sekitar 70 % aktiva-aktiva dalam bebagai
organisasi manufacturing dan
pemrosesan adalah berbentuk
persediaan-persediaan, pabrik dan peralatan yang secara langsung atau tidak
langsung dibawah pengawasan para manajer produksi atau operasi, manajer bahan,
manajer pemeliharaan, para penyelia (supervisors)
produksi – yang kesemuanya merupakan anggota organisasi manajemen produksi/operasi.
Dengan konsentrasi aktiva-aktiva ini, maka kita hendaknya memahami apa yang
dikerjakan orang-orang produksi, bagaimana mereka melakukannya, dan
metode-metode ilmiah yang digunakan.
c.
Untuk memperoleh pengetahuan tentang
berbagai macam tekanan yang dihadapi para manajer sebagai usaha mereka untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.
d.
Bahwa ada kesempatan pekerjaan dan
karier yang cerah bagi para individu kreatif yang berminat terjun dalam karier
profesional di bidang manajemen operasi.
Ada beberapa alasan lainnya yang bisa menjadi dasar
mengapa kita perlu belajar manajemen operasi, diantaranya:
a.
Manajemen Operasi memberikan cara
pandang yang sistematik dalam melihat proses-proses dalam organisasi. Jika hal
ini sudah menjadi isu biasa dalam industri manufaktur, tidak demikian dalam
industri jasa. Pemahaman tentang bagaimana mengelola operasi dengan pendekatan
modern ini akan memudahkan kita menganalisis dan memperbaiki sistem dalam
perusahaan atau organisasi.
b.
Konsep dan tools dalam manajemen operasi pada dasarnya dapat dan banyak
diterapkan pada fungsi manajemen yang lain. Mengapa demikian? Karena setiap
fungsi manajemen juga melibatkan proses dalam pekerjaannya.
c.
Bidang manajemen operasi pun belakangan
ini menawarkan karir yang cukup menantang seperti fungsi manajemen lainnya. Di
banyak perusahaan sudah biasa kita jumpai jabatan manajer operasi, bahkan
sampai direktur operasi.
d.
Dalam pendidikan bisnis, manajemen
operasi memang sudah menjadi satu pilar yang wajib diajarkan kepada mahasiswa.
Terkait dengan poin tiga, maka banyak sekali para recruiters mencari lulusan perguruan tinggi yang sudah memiliki
cukup pengetahuan seputar manajemen operasi.
2.3.Permasalahan
Dalam Strategi Operasi
Lalu Sumayang (2003) menjelaskan strategi operasi
merupakan bayangan atau visi dari fungsi operasi, yang satu perangakat
pendorong atau penentu arah untuk pengambilan keputusan.
Strategi operasi merupakan fungsi operasi yang
menetapkan arah untuk pengambilan keputusan yang diintegrasikan dengan strategi
bisnis melalui perencaan formal. Menghasilkan pola pengambilan keputusan
operasi yang konsisten dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Menurut Zulian Yamit (2003) Strategi merupakan
konsep multidimensional yang merangkum semua kegiatan kritis organisasi,
memberikan arah dan tujuan serta memfasilitasi berbagai perubahan yang
diperlukan sebagai adaptasi terhadap perkembangan lingkungan. Strategi operasi
merupakan salah satu cara yang dapat dikembangkan oleh perusahaan dengan
memanfaatkan operasi pabrik dan jasa untuk berkompetisi di pasar global. Operasi seharusnya tidak
hanya dianggap sebagai wadah kekuatan bersaing dalam bisnis dan sebagai wadah
untuk mencapai keunggulan yang dapat berkesinambungan.Strategi operasi harus
menjadi kekuatan penggerak proses transformasi agar selalu sehat dengan kondisi
lingkungan baru, seperti era globalisasi. Dalam era globalisasi terdapat
beberapa kecenderungan yang mungkin terjadi, yaitu:
1.
Terjadi proses
pengembangan produk yang lebih baik, lebih canggih, lebih berkualitas, lebih
murah dibandingkan dengan produk sebelumnya sebagai akibat perubahan yang
begitu cepat dalam bidang tehnologi.
2.
Operasi pabrik dalam
era globalisasi dituntut untuk menjadi unggulan baik dalam arti komparatif
maupun daya saing. Unggul dalam bidangnya (professional), kualitas produk,
pengembangan produk dan desain, inovatif dan kreatif.
Tipe
strategi operasi menurut Zulian Yamit, (2003) :
1.
Strategi produksi biaya rendah, melalui
penekanan biaya produksi:
a.
Teknologi rendah, biaya tenaga kerja
rendah, tingkat persediaan rendah, mutu terjamin.
b.
Bagian pemasaran dan keuangan mendukung.
2.
Strategi inovasi produk dan pengenalan
produk baru:
a.
Harga bukan masalah dalam pemasaran.
b.
Fleksibilitas dalam pengenalan produk
baru.
Sedangkan
menurut Schroder, Anderson dan Clevevand (1986), Strategi operasi adalah
sebagai sesuatu yang terdiri dari empat komponen, yaitu misi, tujuan, kemampuan
khusus, serta kebijakan.
Inti dari strategi operasi terdiri dari empat elemen
yaitu :
a.
Misi
Misi harus menyatakan prioritas di antara tujuan
operasi baik yang menyangkut biaya, kualitas, fleksibilitas, tepat waktu,
pengiriman cepat, pelayanan, dan sebagainya. Satu misi operasi yang dapat
diandalkan adalah jika strateginya dengan cara memasang biaya yang pantas
(bukan berarti biaya rendah), dan juga pentingnya akan pengenalan produk baru.
b.
Tujuan
Terdapat empat tujuan operasi yaitu biaya, kualitas,
fleksibilitas, pengiriman, dan pelayanan. Tujuan – tujuan tersebut harus
ditetapkan dalam beentuk yang sekuantitatif mungkin agar dapat terukur seberapa
beesar pencapaian yang akan diraih.
Contohnya: biaya
dinyatakan dalam persentase terhadap penjualan atau dalam biaya per unit. Biaya
dinyatakan bukan saja pada setiap perubahan tahun tapi juga terhadap biaya
pesaing.
c.
Kemampuan Khusus
Kemampuan khusus operasi adalah menciptakan operasi
apa yang harus unggul secara relatif dari para kompetitor yang terkait dengan
misi operasi. Kemampuan khusus ini harus mampu keunggulan bersaing dan
merupakan inti dari strategi operasi di berbagai hal seperti biaya yang pantas,
kualitas tinggi, pelayanan terbaik, fleksibilitas tinggi, dan sebagainya.
Bisnis yang berhasil berada pada mereka yang mengenal dengan baik kemampuan
khusus yang dimilikinya dan berusaha untuk mempertahankan itu agar bisa unggul
bersaing dengan berkelanjutan.
d.
Kebijakan
Kebijakan operasi merupakan penjabaran dan
menjelaskan bagaimana tujuan operasi akan dicapai. Kebijakan ini harus dibentuk
untuk setiap sisi keputusan yang menyangkut proses, kapasitas, kualitas,
persediaan, dan barisan kerja. Dan kebijakan operasi harus dibuat oleh
manajemen senior dengan melibatkan pertimbangan – pertimbangan yang strategis.
Keempat elemen strategi operasi tersebut telah
mendapatkan masukan dari strategi bisnis yaitu analisis internal dan eksternal
(E. Tandelin, 1991).
I.
Analisis Internal
Lingkungan internal dapat mempengaruhi strategi
operasi melalui kelangkaan (scarcity)
dan keterbatasan (constraints) sumber
daya manusia melalui budaya perusahaan (corporate
culture), lokasi, fasilitas, sistem pengawasan, dan sebagainya. Analisis
internal ini akan mengarahkan pada identifikasi terhadap kekuatan dan kelemahan
operasi perusahaan. Mengembangkan kemampuan inti di bidang operasi di era
persaingan yang semakin ketat adalah tindakan sangat tepat.
II. Analisis
Eksternal
Lingkungan eksternal ini perlu dianalisa di mana
akan mengarahkan pada identifikasi terhadap peluang dan ancaman operasi
perusahaan yang diciptakan akibat perubahan faktor – faktor eksternal seperti
persaingan ekonomi, teknologi, politik, regulasi pemerintah, perubahan nilai
tukar, dan sebagainya.
Analisis Eksternal
|
Misi Operasi
|
Tujuan operasi
|
Kebijakan operasi
|
Keputusan Taktikal
|
Hasil
|
Strategi Bisnis
|
Kemampuan khusus operasi
|
analisis
Internal
|
Permasalahan yang biasa timbul dalam strategi operasi :
1.
Mengidentifikasi faktor
penentu keberhasilan (CSF)
2.
Membangun dan mengisi
organisasi
3.
Memadukan manajemen operasi
dengan aktiitas lain
Perubahan strategi terjadi karena dua alasan :
1. Strategi menjadi dinamis karena perubahan dalam organisasi
2.
Strategi juga menjadi dinamis karena adanya perubahan lingkungan
Selanjutnya, manajer operasi juga perlu memperhatikan
analisis SWOT sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan atau
langkah yang akan diambil.
SWOT menurut Sutojo dan F. Kleinsteuber (2002 : 8) adalah
untuk menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan
dan oleh karenanya diharapkan lebih mudah tercapai. SWOT adalah singkatan dari
kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses (kelemahan
perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan
untuk mencapai tujuan).
Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Analisis Internal
a.
Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap
perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para
pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti
teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan
pemasaran, dan basis pelaggan yang dimiliki. Strenght (kekuatan)
adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.
b.
Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan perusahaan dalam
menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan
menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang
kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah
keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang
menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa
terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan
manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan
tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau
calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.
c.
Opportunities (peluang)
Opportunities (peluang) merupakan
kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi
merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
Analisis
Eksternal
a.
Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap perusahaan memiliki sumber daya
yang membedakan dirinya dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau
keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar
modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru
bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana
perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.
b.
Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang
diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan
yang tidak menguntung-kan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan
kedudukan perusahaan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian
peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi
ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun
di masa depan. Dengan melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal
dengan melakukan analisis SWOT.
2.4. Pengembangan dan Penerapan Strategi
Operasi
Proses pengembangan strategi
dimulai dari pengembangan strategi korporat dengan fokus mempertahankan hidup (survival). Berdasarkan strategi korporat
ini, strategi unit bisnis dengan fokus pada distinctive
competence, kepemimpinan, biaya maupun diferensiasi mengenai produk, dan
fokus pada biaya maupun diferensiasi, disusun. Yang terakhir adalah penyusunan
strategi operasi dengan fokus pada prioritas persaingan, biaya, kualitas,
flekssibilitas, dan pengiriman. Penerapan strategi operasi ini berupa
pengembangan struktur maupun infrastruktur.
Pengembangan struktur meliputi :
1.
Desain organisasi
2.
Evaluasi kapasitas
3.
Strategi mengenai fasilitas
4.
Sistem desain operasi
Pengembangan infrastruktur meliputi :
1.
Perencanaan operasi
2.
Pengendalian kebutuhan bahan
3.
JIT (Just
In Time)
4.
Kualitas dan Pelayanan kepada konsumen
5.
Produktivitas dan tenaga kerja
6.
Penggunaan teknologi manajemen
Selanjutnya, jika perusahaan menerapkan seluruh
strategi operasi, ia akan memperoleh keluaran berupa produk maupun jasa yang
sesuai dengan harapan konsumen. Harapan konsumen ini dapat diukur berdasarkan
kriteria tingkat kepuasan konsumen
terimakasih posnya (y)
BalasHapus