Sabtu, 22 Juni 2013

PENGANTAR MANAJEMEN OPERASI DAN STRATEGI OPERASI


PENGANTAR MANAJEMEN OPERASI
DAN STRATEGI OPERASI

2.1.Definisi Manajemen Operasi dan Asal-Usulnya

a.       Definisi Manajemen
Pengertian manajemen menurut T. Hani Handoko (2003:3) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengertian manajemen menurut Melayu S.P Hasibuan (2006:2) adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengertian Manajemen Menurut Kosasih dan Soewedo (2009:1) adalah pengarahan menggerakkan sekelompok orang dan fasilitas dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa pendapat tersebut bahwa manajemen ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan sumber daya baik itu sumber daya manusia maupun sumber  daya yang lainnya agar mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

b.      Definisi Manajemen Operasi

Menurut Subagyo (2000:1) operasi ialah kegiatan untuk mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.
Lalu Sumayang (2003) menyatakan bahwa manajemen operasi ialah suatu pengelolaan proses pengubahan atau proses konversi dimana sumber-sumber daya yang berlaku sebagai input diubah menjadi suatu barang atau jasa/output.
Menurut T. Hani Handoko (1999), manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (faktor produksi) – tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya - dalam proses transformasi  bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
Dalam wikipedia, Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efesien. Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).
Apa yang bisa dilakukan manajer operasi dan orientasi manajer operasi? Melakukan fungsi-fungsi proses manajemen, yaitu seperti : perencanaan, pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian. Orientasi manajer operasi ialah mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Tanggung jawab manajer operasi yaitu menghasilkan barang dan jasa, mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi, dan mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.
Zulian Yamit (2003) menyatakan bahwa peranan manajer operasi adalah sebagai berikut:
1.   Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang efisien agar tidak menyita waktu dalam pergerakan.
2.   Melakukan pemeliharaan agar menjamin keandalan dan kontinuitas operasi.
3.   Mengurangi bagian produk yang rusak atau memperbaiki proses produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah.
4.   Menentukan komponen yang akan dibuat atau dibeli dari suplier.
5.   Menentukan atau memperbaiki skedul kerja.
6.   Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika ada penambahan jam kerja.
7.   Memperbaiki sistem informasi produk dengan para suplier.
8.   Memperbaiki manajemen persediaan.
9.   Memperbaiki produktivitas.
10.  Mengurangi jika memungkinkan menghapuskan pemborosan.
11.  Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses, dan sebagainya.
Fungsi dari operasi pada organisasi adalah merupakan tugas bagian operasi yang menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Manajemen operasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengaruh Lingkungan
Inputs
-       Tanah
-       Buruh
-       Modal
-       Manajemen
Proses Konversi
Outputs
Barang dan Jasa
 



                                                                                     

Umpan Balik
 



Gambar 1. Manajemen operasi sebagai suatu sistem produksi (Lalu Sumayang, 2003)

Lazimnya pada setiap pengelolaan proses maka lingkungan akan memberikan pengaruh. Pengaruh tersebut dinamakan random fluctuation merupakan faktor-faktor yang selalu berubah-ubah, tidak diinginkan dan tidak dapat dikendalikan yang akan mempengaruhi secara acak proses produksi sehingga menyebabkan output akan bebeda dengan yang diinginkan.
Random fluctuation dapat berupa pengaruh dari luar atau dari dalam organisasi yaitu sebagai berikut:
1.      Fungsi-fungsi lainnya yang ada dalam perusahaan/organisasi itu sendiri seperti misalnya fungsi pemasaran, keuangan, personalia, dll.
2.      Lingkungan di luar perusahaan seperti peraturan pemerintah, hukum, kondisi sosial, politik, dan ekonomi.
Pengaruh lingkungan serta keberadaan random fluctuation akan merupakan keharusan yang dapat dikurangi melalui usaha-usaha kerja keras manajemen.
Sedangkan umpan balik (feed back), merupakan rangkaian sistem peng-awasan yang memberikan informasi kepada manajemen dalam rangka membuat keputusan apakah diperlukan pengaturan-pengaturan kembali pada kegiatan-kegiatan organisasi.
Ruang lingkup manajemen operasi meliputi:
1.      Perancangan atau desain sistem produksi dan operasi, terdiri atas

a.  Seleksi dan perancangan disain produk
b.  Seleksi dan perancangan proses dan peralatan
c.  Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi
d.  Rancangan tata letak dan arus kerja
e.  Rancangan tugas pekerjaan
f.  Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas

2.      Pengoperasian sistem produksi dan operasi
a.  Penyusunan rencana produk dan operasi
b.  Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
c.  Pemeliharaan mesin dan peralatan
d.  Pengendalian mutu
e.  Manajemen tenaga kerja (SDM)
                        Proses Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen operasi. Karena semua manajer operasi harus membuat keputusan-keputusan. Proses pembuatan keputusan dapat digambarkan sebagai berikut:
Perumusan Masalah
 



Pengembangan alternatif-alternatif
                                   
Evaluasi hasil-hasil
Evaluasi alternatif-alternatif
Pemilihan alternatif     terbaik
Implementasi keputusan
 












Gambar 2. Proses pembuatan keputusan (T. Hani Handoko, 1999)
Perumusan masalah. Manajer perlu merumuskan masalah atau kesempatan kerja secara jelas. Kebutuhan akan keputusan sering berupa suatu masalah atau suatu kesempatan dalam berbagai bentuk. Kebutuhan-kebutuhan ini dalam kenyataannya sulit diketemukan, atau bahkan sering hanya mengidentifikasi-kan gejala masalah bukan penyebab yang mendasar. Untuk mempermudah identifikasi masalah, para manajer operasi dapat menggunakan beberapa cara. Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan sebab-akibat. Kedua, manajer mencari penyimpangan-penyimpangan dari “normal”. Atau bisa juga manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak yang mempunyai wawasan yang lebih.
Pengembangan alternatif-alternatif. Setelah masalah ditentukan dan dirumuskan, langkah selanjutnya ialah pengumpulan dan analisa yang relevan. Atas dasar data tersebut satu atau lebih alternatif dikembangkan sebelum suatu keputusan dibuat. Pengembangan alternatif-alternatif sering merupakan tahap yang paling sulit dan memerlukan pemikiran-pemikiran yang kreatif.
Evaluasi alternatif-alternatif. Hal ini tergantung pada pemilihan kriteria keputusan yang tepat. Evaluasi alternatif sering melibatkan kriteria-kriteria yang saling bertentangan. Sebagai contoh, keputusan untuk menggunakan mesin baru dalam operasi-operasi mungkin akan mengurangi biaya-biaya, tetapi hal ini mungkin juga akan menurunkan fleksibilitas. Jadi, trade offs harus dibuat antara berbagai kriteria dan sasaran yang saling bertentangan. Dalam banyak kasus, evaluasi berbagai alternatif dipermudah dengan menggunakan model-model matematik formal.
Pemilihan alternatif terbaik. Meskipun kualitas analisis yang dilakukan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif cukup tinggi, pemilihannya jarang menjadi mudah dan jelas. Hal ini dikarenakan masalah-masalah keputusan sulit disajikan secara lengkap dalam bentuk kuantitatif dan kriteria yang digunakan saling bertentangan. Oleh karena itu, alternatif terpilih sering hanya berdasarkan pada jumlah informasi terbatas yang tersedia bagi manajer dan ketidak sempurnaan kebijakan manajer. Pemilihan alternatif terbaik juga sering merupakan kompromi di antara berbagai faktor yang dipertimbangkan.
Implementasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum di-laksanakan dan diterapkan dalam praktek. Implementasi memerlukan perubahan cara orang berprilaku, sehingga pembuat keputusan dapat dipandang sebagai pengantar perubahan (change agent). Implementasi keputusan tidak hanya sekedar pemberian perintah, tetapi manajer harus menetapkan skedul kegiatan atau anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta melimpahkan wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan tugas tertentu.
Evaluasi hasil-hasil. Setelah keputusan diimplementasikan, manajer harus memonitornya terus menerus. Manajer perlu mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan tepat dan keputusan memberikan hasil yang diharapkan.

                        Kerangka Keputusan-Keputusan Operasi
                        Kerangka keputusan ini menyatakan bahwa operasi-operasi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama, yaitu:
                        Proses. Keputusan-keputusan dalam kategori ini dimaksudkan untuk merancang proses produksi secara fisik mencakup seleksi tipe proses, pemilihn teknologi, analisis aliran proses, penentuan lokasi fasilitas dan layout fasilitas, dan penanganan bahan (materials handling).
                        Kapasitas. Keputusan-keputusan kapasitas ditujukan pada penyediaan volume keluaran yang optimal bagi organisasi, tidak terlalu sedikit ataupun sedikit.
                        Persediaan. Merupakan harta penting yang harus dikelola secara baik. Para manajer persediaan membuat keputusan-keputusan yang berkenaan dengan pengelolaan system logistic dari pembelian sampai penyimpanan persediaan bahan mentah, barang dalam proses dan produk akhir.
                        Tenaga kerja. Bidang tanggung jawab keputusan ini bersangkutan dengan perancangan dan pengelolaan tenaga kerja dalam operasi-operasi.
                        Kualitas. Fungsi operasi terutama bertanggung jawab atas kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.

                        Kriteria untuk Keputusan Operasi
                        Proses ini dapat dilakukan dengan mudah melalui pengenalan bahwa pada umumnya ada empat sasaran dalam operasi, yaitu:
                        Biaya. Sasaran biaya adalah sangat penting dalm operasi. Biaya mesti dirancang seefisien mungkin guna menghasilkan pengahasilan yang lebih.
                        Kualitas. Sasaran kualitas berkaitan dengan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan oleh operasi-operasi. Sasaran ini dipengaruhi baik oleh desain produk maupun cara produk dibuat dalam operasi-operasi.
                        Dependability. Sebagai suatu sasaran, hal ini menyangkut dapat diandalkannya suplai barang dan jasa. Dalam operasi-operasi Dependability dapat diukur dengan persentase kekurangan bahan, persentase pemenuhan janji pengiriman, dan criteria lainnya.
                        Fleksibilitas. Fleksibilitas menyangkut kemampuan operasi-operasi untuk membuat perubahan dalam desain produk atau dalam kapasitas produksi, dan sebagainya, untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi.

c.       Asal-Usul Manajemen Operasi

T. Hani Handoko dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi (1999) menyatakan bahwa Manajemen operasi telah ada sejak orang mulai memproduksi barang dan jasa. Meskipun awal mula operasi-operasi dapat ditelusuri sampai peradaban permulaan, namun pembahasan dipusatkan pada dua ratus tahun terakhir.
Lalu Sumayang dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi (2003), awal mula ditemukannya mesin uap oleh James Watt (1764) sebagai pengganti tenaga manusia yang kemudian menghantarkan peradaban manusia ke zaman modern dimana produktivitas meningkat dengan cepat (revolusi industri).
Selanjutnya, Adam Smith dalam The Wealth of Nation (1776) mengungkapkan bahwa efisiensi akan didapat dari spesialisasi buruh/tenaga kerja, yaitu dengan cara memilah-milah tugas menjadi unit-unit dan kemudian masing-masing dikerjakan oleh tenaga yang ahli dan terampil. Artinya yaitu menempatkan tenaga kerja sesuai dengan keahlian masing-masing.
Adam Smith mengemukakan bahwa spesialisasi tenaga kerja akan meningkatkan keluaran karena tiga faktor:
1.      Peningkatan keterampilan karyawan.
2.      Penghematan waktu kerja yang hilang karena perubahan pekerjaan-pekerjaan.
3.      Penemuan peralatan-peralatan dan mesin-mesin.
Charles Babbage dalam bukunya On The Economy of Machinery and Manufactures (1832) mengembangkan ajaran Adam Smith dengan menambahkan satu unsur lagi yaitu upah buruh dibayar sesuai dengan keahlian yang diperlukan.
Pada permulaan abad ke-20 yaitu pada 1911, Frederick .W. Taylor Principle of Scientific Management meneruskan teori Adam Smith serta memperjuangkan penerapan ilmu pengetahuan pada pengelolaan pabrikasi yang berkembang dengan cepat dan semakin rumit.
Pada tahun 1930 Elton Mayo pertama kali menyampaikan bahwa motivasi dan kepuasan kerja buruh merupakan faktor utama dalam penentuan kinerja. Pendapat ini kemudian terkenal dengan istilah humanizing the work place. Para pekerja diawasi dan diperhatikan dengan harapan untuk mengurangi hal-hal yang tidak bermanfaat. Para ahli mempelajari pengaruh tingkah laku manusia terhadap kerjaannya.
Setelah perang dunia II sekitar tahun 1946 penemuan komputer memberikan peluang kemajuan pada manajemen produksi.
Dan terus berlanjut, sampai pada tahun 1970-an timbul dua hal yang mengubah pandangan selama ini yaitu:
1.      Istilah “manajemen produksi” berubah menjadi “manajemen operasi” seiring dengan pengembangan produk jasa lebih mencolok dibandingkan dengan produk pabrikasi, sehingga orientasi manajemen operasi lebih luas.
2.      Fungsi operasi memberikan peranan baru sebagai bagian dari  strategi usaha. Peranan yang penting dan ikut menentukan keunggulan dalam memenangkan persaingan. Sebelumnya orientasi business strategy hanya pada bidang pemasaran dan keuangan saja dan kemudian baru disadari hal ini ternyata memberikan dampak melemahnyadunia industri.
Tahun 1980-an konsep factory focus diterapkan sebagai dasar dalam mengelola organisasi operasi dan telah memberi hasil tingkat kinerja tinggi.
Pada dasawarsa berikutnya tahun 1990-an diperlukan perbaikan-perbaikan pada konsep factory focus ini dengan lebih menonjolkan keunggulan dalam persaingan berdasarkan ketepatan waktu atau time based.
Perubahan-perubahan ini memberikan peluang maupun tantangan bagi fungsi manajemen operasi dalam ikut merumuskan dan melaksanakan business strategy, dengan satu misi yaitu unggul dalam persaingan.






2.2.    Mengapa Perlu Mempelajari Manajemen Operasi?

Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi pasti muncul pertanyaan, mengapa kita mesti mempelajari manajemen operasi, sedangkan spesialisasi kita adalah bidang akuntansi? T. Hani Handoko dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi (1999) menjelaskan alasan mengapa perlu mempelajari manajemen operasi, diantaranya:
a.       Para akuntan juga perlu mempelajari sistem-sistem perencanaan dan pengawasan produksi dan persediaan. Sistem-sistem ini dapat memberikan informasi akuntansi biaya, rasio-rasio pemanfaatan kapasitas, penilaian persediaan, harga pokok penjualan, dan informasi lain untuk pengawasan, pemeriksaan (auditing) dan pelaporan finansial internal.
b.      Sekitar 70 % aktiva-aktiva dalam bebagai organisasi manufacturing dan pemrosesan  adalah berbentuk persediaan-persediaan, pabrik dan peralatan yang secara langsung atau tidak langsung dibawah pengawasan para manajer produksi atau operasi, manajer bahan, manajer pemeliharaan, para penyelia (supervisors) produksi – yang kesemuanya merupakan anggota organisasi manajemen produksi/operasi. Dengan konsentrasi aktiva-aktiva ini, maka kita hendaknya memahami apa yang dikerjakan orang-orang produksi, bagaimana mereka melakukannya, dan metode-metode ilmiah yang digunakan.
c.       Untuk memperoleh pengetahuan tentang berbagai macam tekanan yang dihadapi para manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.
d.      Bahwa ada kesempatan pekerjaan dan karier yang cerah bagi para individu kreatif yang berminat terjun dalam karier profesional di bidang manajemen operasi.
Ada beberapa alasan lainnya yang bisa menjadi dasar mengapa kita perlu belajar manajemen operasi, diantaranya:
a.       Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat proses-proses dalam organisasi. Jika hal ini sudah menjadi isu biasa dalam industri manufaktur, tidak demikian dalam industri jasa. Pemahaman tentang bagaimana mengelola operasi dengan pendekatan modern ini akan memudahkan kita menganalisis dan memperbaiki sistem dalam perusahaan atau organisasi.
b.      Konsep dan tools dalam manajemen operasi pada dasarnya dapat dan banyak diterapkan pada fungsi manajemen yang lain. Mengapa demikian? Karena setiap fungsi manajemen juga melibatkan proses dalam pekerjaannya.
c.       Bidang manajemen operasi pun belakangan ini menawarkan karir yang cukup menantang seperti fungsi manajemen lainnya. Di banyak perusahaan sudah biasa kita jumpai jabatan manajer operasi, bahkan sampai direktur operasi.
d.      Dalam pendidikan bisnis, manajemen operasi memang sudah menjadi satu pilar yang wajib diajarkan kepada mahasiswa. Terkait dengan poin tiga, maka banyak sekali para recruiters mencari lulusan perguruan tinggi yang sudah memiliki cukup pengetahuan seputar manajemen operasi.

2.3.Permasalahan Dalam Strategi Operasi

Lalu Sumayang (2003) menjelaskan strategi operasi merupakan bayangan atau visi dari fungsi operasi, yang satu perangakat pendorong atau penentu arah untuk pengambilan keputusan.
Strategi operasi merupakan fungsi operasi yang menetapkan arah untuk pengambilan keputusan yang diintegrasikan dengan strategi bisnis melalui perencaan formal. Menghasilkan pola pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Menurut Zulian Yamit (2003) Strategi merupakan konsep multidimensional yang merangkum semua kegiatan kritis organisasi, memberikan arah dan tujuan serta memfasilitasi berbagai perubahan yang diperlukan sebagai adaptasi terhadap perkembangan lingkungan. Strategi operasi merupakan salah satu cara yang dapat dikembangkan oleh perusahaan dengan memanfaatkan operasi pabrik dan jasa untuk berkompetisi di pasar global. Operasi seharusnya tidak hanya dianggap sebagai wadah kekuatan bersaing dalam bisnis dan sebagai wadah untuk mencapai keunggulan yang dapat berkesinambungan.Strategi operasi harus menjadi kekuatan penggerak proses transformasi agar selalu sehat dengan kondisi lingkungan baru, seperti era globalisasi. Dalam era globalisasi terdapat beberapa kecenderungan yang mungkin terjadi, yaitu:
1.        Terjadi proses pengembangan produk yang lebih baik, lebih canggih, lebih berkualitas, lebih murah dibandingkan dengan produk sebelumnya sebagai akibat perubahan yang begitu cepat dalam bidang tehnologi.
2.        Operasi pabrik dalam era globalisasi dituntut untuk menjadi unggulan baik dalam arti komparatif maupun daya saing. Unggul dalam bidangnya (professional), kualitas produk, pengembangan produk dan desain, inovatif dan kreatif.

Tipe strategi operasi menurut Zulian Yamit, (2003) :
1.        Strategi produksi biaya rendah, melalui penekanan biaya produksi:
a.    Teknologi rendah, biaya tenaga kerja rendah, tingkat persediaan rendah, mutu terjamin.
b.    Bagian pemasaran dan keuangan mendukung.
2.        Strategi inovasi produk dan pengenalan produk baru:
a.    Harga bukan masalah dalam pemasaran.
b.    Fleksibilitas dalam pengenalan produk baru.

Sedangkan menurut Schroder, Anderson dan Clevevand (1986), Strategi operasi adalah sebagai sesuatu yang terdiri dari empat komponen, yaitu misi, tujuan, kemampuan khusus, serta kebijakan.

Inti dari strategi operasi terdiri dari empat elemen yaitu :

a.    Misi
Misi harus menyatakan prioritas di antara tujuan operasi baik yang menyangkut biaya, kualitas, fleksibilitas, tepat waktu, pengiriman cepat, pelayanan, dan sebagainya. Satu misi operasi yang dapat diandalkan adalah jika strateginya dengan cara memasang biaya yang pantas (bukan berarti biaya rendah), dan juga pentingnya akan pengenalan produk baru.

b.    Tujuan
Terdapat empat tujuan operasi yaitu biaya, kualitas, fleksibilitas, pengiriman, dan pelayanan. Tujuan – tujuan tersebut harus ditetapkan dalam beentuk yang sekuantitatif mungkin agar dapat terukur seberapa beesar pencapaian yang akan diraih.
Contohnya: biaya dinyatakan dalam persentase terhadap penjualan atau dalam biaya per unit. Biaya dinyatakan bukan saja pada setiap perubahan tahun tapi juga terhadap biaya pesaing.
c.    Kemampuan Khusus
Kemampuan khusus operasi adalah menciptakan operasi apa yang harus unggul secara relatif dari para kompetitor yang terkait dengan misi operasi. Kemampuan khusus ini harus mampu keunggulan bersaing dan merupakan inti dari strategi operasi di berbagai hal seperti biaya yang pantas, kualitas tinggi, pelayanan terbaik, fleksibilitas tinggi, dan sebagainya. Bisnis yang berhasil berada pada mereka yang mengenal dengan baik kemampuan khusus yang dimilikinya dan berusaha untuk mempertahankan itu agar bisa unggul bersaing dengan berkelanjutan.

d.   Kebijakan
Kebijakan operasi merupakan penjabaran dan menjelaskan bagaimana tujuan operasi akan dicapai. Kebijakan ini harus dibentuk untuk setiap sisi keputusan yang menyangkut proses, kapasitas, kualitas, persediaan, dan barisan kerja. Dan kebijakan operasi harus dibuat oleh manajemen senior dengan melibatkan pertimbangan – pertimbangan yang strategis.

Keempat elemen strategi operasi tersebut telah mendapatkan masukan dari strategi bisnis yaitu analisis internal dan eksternal (E. Tandelin, 1991).

I.     Analisis Internal

Lingkungan internal dapat mempengaruhi strategi operasi melalui kelangkaan (scarcity) dan keterbatasan (constraints) sumber daya manusia melalui budaya perusahaan (corporate culture), lokasi, fasilitas, sistem pengawasan, dan sebagainya. Analisis internal ini akan mengarahkan pada identifikasi terhadap kekuatan dan kelemahan operasi perusahaan. Mengembangkan kemampuan inti di bidang operasi di era persaingan yang semakin ketat adalah tindakan sangat tepat.

II.  Analisis Eksternal

Lingkungan eksternal ini perlu dianalisa di mana akan mengarahkan pada identifikasi terhadap peluang dan ancaman operasi perusahaan yang diciptakan akibat perubahan faktor – faktor eksternal seperti persaingan ekonomi, teknologi, politik, regulasi pemerintah, perubahan nilai tukar, dan sebagainya.
Analisis Eksternal
Misi Operasi
Tujuan operasi
Kebijakan operasi
Keputusan Taktikal
Hasil
Strategi Bisnis
Kemampuan khusus operasi
analisis
Internal
 

Permasalahan yang biasa timbul dalam strategi operasi :
1.    Mengidentifikasi faktor penentu keberhasilan (CSF)
2.    Membangun dan mengisi organisasi
3.    Memadukan manajemen operasi dengan aktiitas lain

Perubahan strategi terjadi karena dua alasan :

1.    Strategi menjadi dinamis karena perubahan dalam organisasi
2.    Strategi juga menjadi dinamis karena adanya perubahan lingkungan

Selanjutnya, manajer operasi juga perlu memperhatikan analisis SWOT sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan atau langkah yang akan diambil.
SWOT menurut Sutojo dan F. Kleinsteuber (2002 : 8) adalah untuk menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan dan oleh karenanya diharapkan lebih mudah tercapai. SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses (kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk mencapai tujuan).
Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :
Analisis Internal
a.       Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan  pemasaran,  dan basis pelaggan  yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.
b.      Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai  dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.
c.       Opportunities (peluang)
Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
Analisis Eksternal
a.    Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya  dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru  bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.
b.    Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntung-kan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisis SWOT.
2.4.   Pengembangan dan Penerapan Strategi Operasi

Proses pengembangan strategi dimulai dari pengembangan strategi korporat dengan fokus mempertahankan hidup (survival). Berdasarkan strategi korporat ini, strategi unit bisnis dengan fokus pada distinctive competence, kepemimpinan, biaya maupun diferensiasi mengenai produk, dan fokus pada biaya maupun diferensiasi, disusun. Yang terakhir adalah penyusunan strategi operasi dengan fokus pada prioritas persaingan, biaya, kualitas, flekssibilitas, dan pengiriman. Penerapan strategi operasi ini berupa pengembangan struktur maupun infrastruktur.
Pengembangan struktur meliputi :
1.      Desain organisasi
2.      Evaluasi kapasitas
3.      Strategi mengenai fasilitas
4.      Sistem desain operasi

Pengembangan infrastruktur meliputi :
1.      Perencanaan operasi
2.      Pengendalian kebutuhan bahan
3.      JIT (Just In Time)
4.      Kualitas dan Pelayanan kepada konsumen
5.      Produktivitas dan tenaga kerja
6.      Penggunaan teknologi manajemen


Selanjutnya, jika perusahaan menerapkan seluruh strategi operasi, ia akan memperoleh keluaran berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan harapan konsumen. Harapan konsumen ini dapat diukur berdasarkan kriteria tingkat kepuasan konsumen

1 komentar: