Sabtu, 22 Juni 2013

Makalah Evaluasi Proyek

BAB I
 PENDAHULUAN 
1.1.            Latar Belakang
Berbica mengenai manajemen proyek, hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri dan teknologi informasi. Perkembanga yang cukup pesat ini menyebabkan pihak manajemen harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi serta mampu bersaing di pasar. Kemampuan pihak manajemen untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan adanya keterbatasan terhadap waktu, biaya dan ruang lingkup pekerjaan harus didukung oleh pemahaman mengenai manajemen proyek yang baik.
Untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan manajemen proyek, maka ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud manajemen dan apa yang dimaksud proyek.
Manajemen merupakan suatu proses dimana individu-individu sebagai bagian organisasi melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, serta menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi. Sedangkan yang dimaksud proyek adalah suatu usaha yang komplek, dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi yang telah dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Jadi, manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula. 
1.2.            Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan manajemen proyek ?
2.        Begitu pentingkah manajemen proyek dalam dalam suatu pembangunan perusahaan ?
3.        Bagaimana merencanakan pembangunan proyek ?
4.        Bagaimana menjadwal proyek dengan baik, cepat, dan benar ?

1.3.            Tujuan Pembelajaran

1.        Mengetahui arti dari manajemen  proyek
2.        Mengetahui sangatlah penting dalam membangun suatu perusahaan di butuhkan manajemen proyek
3.        Dapat membuat suatu rencana dalam membangun suatu proyek
4.        Mampu membuat jadwal proyek dengan baik, cepat, dan benar
















BAB II
PEMBAHASAN MANAJEMEN PROYEK

2.1.            Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen merupakan suatu proses dimana individu-individu sebagai bagian organisasi melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, serta menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi. Sedangkan yang dimaksud proyek adalah suatu usaha yang komplek, dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi yang telah dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Jadi, manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula. 

2.2.            Pentingnya Manajemen Proyek

Proyek merupakan ujung tombak pembangunan. Barangkali, masalah utama yang paling sulit dihadapi oleh para administrator di negara-negara berkembang dan maju adalah melaksanakan program-progaram pembangunan. Kebanyakan kesulitan-kesulitan itu disebabkan karena persiapan proyek yang tidak matang.
Mempersiapkan proyek bukan hanya sekedar menyangkut aspek perencanaan atau pembangunan saja. Pengidentifikasian tujuan-tujuan pembangunan, pemilihan-pemilihan daerah prioritas untuk investasi, perencanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan harga yang efektif, dan pemobilisasian sumber daya merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Akan tetepi, untuk sebagian besar kegiatan pembangunan serta persiapan pelaksanaan proyek secara cermat pada tahap awal merupakan cara-cara terbaik yang dapat dilakukan untuk untuk menjamin terpakainya danakapital secara ekonomis, efisien  dan untuk memungkinkan pelaksanaan proyek secara tepat menurut waktu/jadwal. Bila proyek tidak dipersiapkan secara cermat ke dalam perincian-perincian yang mendasar dan kokoh, maka akan sering terjadi pengeluaran-pengeluaran yang tidak efisien.
Seringkali proyek-proyek dibuat dalam porsi ruang-lingkup yang sangat luas tetapi disusun secara kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat dianalisa sebagai satu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dengan dengan ruang-lingkup yang lebih kecil, kira-kira mendekati ukuran minimun yang layak dan baik ditinjau secara administrasi, teknis, maupun ekonomi. Sama halnya bila kita ingin menganalisa pertambahan yang terjadi secara berurutan atau tahapan-tahapn kegiatan yang berbeda satu sama lain, maka lebih baik membuat ruang-lingkup proyek yang lebih sempit .
Tiga contoh perusahaan yang menghadapi fenomena modern, yaitu:
1.         Saat tim manajemen proyek Bechtel memasuki Irak setelah perang tahun 2003, tim tersebut harus cepat memobilisasi tenaga internasional yang terdiri atas pekerja kasar, profesional di bidan konstruksi, juru masak, tenaga medis, dan tenaga keamanan. Mereka harus mengakses jutaan ton suplai untuk membangun kembali pelabuhan, jalan raya, sekolah, dan sistem kelistrikan.
2.         Saat Microsoft Corporation memulai pengembangan Windows Vista, program yang terbesar , terkompleks, dan terkini. Waktu adalah sesuatu yang paling kritis bagi seorang manajer proyek. Dengan ratusan pemrograman yang mengerjakan jutaan baris kode dalam pengembangan program berbiaya ratusan juta dolar, begitu besar resiko pada proyek tersebut untuk dapat diselesaikan tepat waktu.
3.         Saat Hard Rock Cafe mensponsori Rockfest yang didatangi lebih dari 100.000 penggemar pada konser tahunannya, manajer proyeknya telah memulai perencanaan sekitar sembilan bulan sebelumnya. Penggunaan paket peranti lunak MS Project; setiap detail yang jumlahnya ratusan dapat dipantau dan dikendalikan. Saat sebuah kelompok band tidak dapat mencapai Rockfest dengan bus karena kemacetan yang luar biasa, manajer proyek Hard Rock siap dengan cadangan helikopter.
Kompleksitas proyek yang semakin bertambah dan siklus hidup produk/jasa yang menurun. Perubahan ini berasal dari kesadaran tentang nilai strategis dari persaingan berbasis waktu dan keharusan melakukan perbaikan kualitas yang terus-menerus. Setiap pengembangan produk/jasa baru adalah kejadian yang unik sebuah proyek.
Penjadwalan proyek adalah tantangan yang sulit bagi manajer operasi. Risiko pada manajemen proyek sangat tinggi. Kelebihan biaya dan keterlambatan yang tidak diperlukan terjadi karena penjadwalan dan pengendalian yang buruk.
Manajemen proyek meliputi tiga fase:
1.         Perencanaan. Fase ini penentuan sasaran, pendefinisian proyek, dan pengorganisasian tim.

Gambar 1. Perencanaan suatu proyek

2.         Penjadwalan. Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan untuk aktivitas khusus dan menghubungkan setiap aktivitas satu dengan aktivitas lain.

Gambar 2. Penjadwalan proyek
3.         Pengendalian. Di sini, perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.

Gambar 3. Pengendalian proyek

2.3.            Perencanaan proyek

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen proyek yang sangat penting, yaiti memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Hal ini berarti pertama-tama menentukan sasaran yang hendak dicapai kemudian mencoba menyusun urutan langkah-langkah kegiatan untuk mencapainya. Di dalam perusahaan, dibentuklah suatu organisasi proyek untuk memastikan program yang telah ada tetap berjalan dengan lancar secara harian, sementara proyek baru dapat berhasil diselesaikan. Seperti halnya perusahaan konstruksi, organisassi proyek adalah cara efektif untuk menugaskan orang-orang dan sumber daya fisik yang diperlukan.
Organisasi proyek akan bekerja baik apabila:
1.         Pekerjaan dapat didefinisikan dengan sasaran  tenggang waktu spesifik,
2.         Pekerjaan tersebut unik atau tidak begitu biasa dalam organisasi yang ada,
3.         Pekerjaan mengandung tugas-tugas kompleks dan saling berhubungan yang membutuhkan keterampilan khusus,
4.         proyek meliputi hampir semua lini organisasi.

a.        Manajer Proyek
Anggota tim proyek secara sementara ditugaskan pada sebuah proyek dan membuat laporan pada manajer proyek. Manajer yang memimpin proyek mengkoordinasikan aktivitas dengan departemen lain dan membuat laporan langsung pada manajemen puncak. Manajer proyek mendapatkan sorotan dalam perusahaan dan bertanggung jawab memastikan bahwa (1) seluruh aktivitas yang diperlukan diselesaikan dalam urutan yang tepat dan waktu yang tepat; (2) proyek selesai sesuai dengan anggaran; (3) proyek memenuhi sasaran kualitas; (4) orang-orang yang ditugaskan pada proyek mendapatkan motivasi, arahan, dan informasi yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan mereka.

b.        Struktur Penguraian Kerja (Work Breakdown Structure-WBS)
Tim manajemen proyek memulai tugasnya dengan baik sebelum pelaksanaan proyek sehingga perencanaan dapat dikembangkan terlebih dahulu. Salah satu fase awalnya adalah menetapkan tujuan-tujuan proyek secara cermat, selanjutnya memecah proyek menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola dengan baik. Struktur penguraian kerja menetapkan proyek dengan membaginya menjadi subkomponen (atau tugas) utama, yang selanjutnya dibagi lagi menjadi komponen yang lebih detail, dan akhirnya menjadi seperangkat aktivitas dan biaya yang terkait. Pembagian proyek menjadi tugas yang kecil dan lebih kecil lagi memang sulit, tetapi sangat penting dalam mengelola proyek serta membuat penjadwalan yang berhasil. Jumlah bruto kebutuhan akan orang, suplai, dan peralatan juga diperkirakan dalam fase perencanaan ini.
Struktur penguraian kerja umumnya menurun dalam ukuran dari atas ke bawah dan dimasukkan seperti berikut.
Tingkat
1          Proyek
2                    Tugas-tugas utama pada proyek
3                                       Subtugas-subtugas pada tugas utama
4                                  Aktivitas (atau “paket kerja”) yang harus diselesaikan
2.4.            Penjadwalan Proyek

Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktivitas proyek. Pada fase ini, manajer memutuskan lamanya setiap aktivitas memerlukan waktu dan menghitung banyaknya orang dan bahan yang diperlukan pada setiap fase produksi. Manajer juga membuat diagram penjadwalan terpisah untuk kebutuhan personel berdasarkan jenis keterampilan ( misalnya: manajemen, keteknikan, atau penuangan beton).
Suatu pendekatan penjadwalan proyek yang poopuler adalah diagram Gantt. Diagram Gantt adalah cara berbiaya rendah yang membantu para manajer memastikan bahwa (1) semua aktivitas telah direncanakan, (2) urutan kinerjanya telah diperhitungkan, (3) perkiraan waktu aktivitas telah tercatat, dan (4) keseluruhan waktu proyek telah dibuat.
Dalam proyek-proyek sederhana, diagram penjadwalan seperti ini dapat digunakan sendiri. Diagram ini memungkinkan para manajer mengamati kemajuan setiap aktivitas untuk mengetahui dan menangani luas daerah permasalahan. Akan tetapi, diagram gantt tidak memadai untuk mengilustrasikan hubungan antara aktivitas dan sumber daya.
PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method) adalah dua teknik jaringan yang digunakan secara luas, kemampuan mempertimbangkan hubungan dan ketergantungan dari seluruh aktivitas. Dalam proyek yang kompleks, di mana penjadwalan hampir selalu terkomputerisasi, PERT dan CPM memiliki keunggulan dibandingkan diagram gantt yang lebih sederhana.
Pendekatan apa pun yang dilakukan manajer proyek, penjadwalan proyek membantu dalam bidang berikut.
1.         Menunjukkan hubungan setiap aktivitas dengan aktivitas lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.
2.         Mengidentifikasi hubungan yang harus didahulukan di antara aktivitas.
3.         Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untu setiap aktivitas.
4.         Membantu penggunaan orang, uang, dan sumber daya bahan dengan mengidentifikasi bottleneck kritis (hal-hal yang mungkin menghambat suatu proyek).


2.5.            Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek-proyek besar, sebagaimana pengendalian sistem manajemen apa pun,  melibatakan pengawasan ketat pada sumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran agar kegiatan proyek menuju ke arah sasaran yang telah ditentukan. Pengendalian mempunyai arti yang penting seperti ditekankan oleh J.A.F. Stoner (1982) sebagai berikut:
“... meskipun sasaran telah ditetapkan dengan jelas, disertai organisasi dan kepemimpinan yang kuat dan motivasi yang kuat, namun kecil kemungkinannya untuk berhasil mencapai sasaran jika tidak disertai pengawasan dan pengendalian yang cukup.”
Program-program ini menghasilkan laporan yang amat beragam, termasuk (1) perincian penguraian biaya setiap tugas, (2) kurva pekerja total, (3) tabel distribusi biaya, (4) biaya fungsional dan ringkasan jam, (5) peramalan bahan mentah dan pembelanjaan, (6) laporan variasi, (7) laporan analisis waktu, serta (8) laporan status kerja.
2.6.            Diagram Jaringan dan Pendekatannya
Jaringan PERT dan CPM memilki dua pendekatan: aktivitas pada titik (activity on node – AON) dan aktivitas pada panah (activity on arrow – AOA).

Forward Pass
Aturan waktu mulai paling awal
Dimulai aktivitas pada pertama. Sebelum suatu aktivitas dapat dimulai, semua pendahulu langsungnya harus diselesaikan.
1.    Jika suatu aktivitas hanya mempunyai satu pendahulu langsung, ES-nya sama dengan EF dari pendahulunya.
2.      Jika suatu aktivitas mempunyai beberapa pendahulu langsungnya, ES-nya adalah nilai maksimum dari semua EF pendahulunya, yaitu:
ES = Max (EF semua pendahulu langsung)
Waktu selesai paling awal (EF) dari suatu aktivitas adalah jumlah dari waktu mulai paling awal (ES) dan aktivitas itu sendiri, yaitu:
EF = ES + waktu aktivitas

Backward Pass
Aturan waktu selesai paling lambat
Dimulai dengan aktivitas terakhir dari suatu proyek.
1.    Jika suatu aktivitas adalah pendahulu langsung dari hanya satu aktivitas , LF-nya sama dengan LS dari aktivitas yang secara langsung mengikutinya.
2.      Jika suatu aktivitas adalah pendahulu langsung dari lebih dari satu aktivitas, maka LF adalah minimum dari seluruh nilai LS dari aktivitas-aktivitas yang secara langsung mengikutinya, yaitu:
LS = Min (LS dari seluruh aktivitas yang langsung mengikutinya)
Waktu mulai paling lambat (LS) dari suatu aktivitas adalah selisih dari waktu selesai paling lambat (LF) dan waktu aktivitasnya, yaitu:
LS = LF – waktu aktivitas

2.7.            Menghitung Waktu Longgar dan Mengidentifikasi Jalur Kritis
Disebut dengan Slackatau waktu bebas yang dimiliki setiap aktivitas menjadi mudah. Slack adlah waktu luang yang dimiliki sebuah aktivitas untuk dapat diundur pelaksanaanya tanpa menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.
Slack = LS – ES atau Slack = LF - EF
Aktivitas dengan slack = 0 disebut aktivitas kritis dan berada pada jalur kritis. Jalur kritis adalah jalur yang tidak terputus melalui jaringan proyek yang:
a.      Mulai pada aktivitas pertama proyek,
b.      Berhenti pada aktivitas terakhir proyek,
c.       Hanya terdiri atas aktivitas-aktivitas kritis.

2.8.            Tiga Perkiraan Waktu pada PERT
Dalam PERT, kita menggunakan distribusi probabilitas berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap aktivtas berikut.
a.    Waktu optimistis(a), waktu yang dibutuhkan oleh sebuah aktivitas jika semua hal
                                berlangsung sesuai rencana.                                
b.      Waktu pesimistis(b), waktu yang dibutuhkan oleh sebuah aktivitas dengan asumsi  
                                 kondisi yang ada sangat tidak diharapkan.
c.       Waktu realistis(m), perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebuah aktivitas yang paling realistis.
Untuk menentukan waktu aktivitas yang diperkirakan (t),
t = (a + 4m + b) / 6          
Untuk menghitung dispersi atau variansi waktu penyelesaian,
Variansi = [(b - a) / 6]2
2.9.            Probabilitas Penyelesaian Proyek
Analisa jalur kritis membantu kita menyelesaikan waktu penyelesaian proyek yang diperkirakan adalah 16 minggu. Diketahui bahwa terdapat variasi yang penting dalam perkiraan waktu untuk beberapa aktivitas. Variasi dalam aktivitas yang berada pada jalur kritis dapat memengaruhi waktu penyelesaian proyek keseluruhan dan memungkinkan terjadinya penundaan. Maka dari itu, variansi proyek dihitung dengan menjumlahkan variansi aktivitas-aktivitas kritis.
2p = Variansi Proyek = ∑ (Variansi aktivitas jalur kritis)
Standart Deviasi Proyek ( p ) =

Probabilitas Menyelesaikan Proyek Tepat Waktu
Z = ( batas waktu – waktu penyelesaian yg diperkirakan) / p
Probabilitas Untuk Berbagai Waktu Penyelesaian
Batas Waktu = Waktu penyelesaian yg diperkirakan + (Z x p












2.7.            Kasus Manajemen Proyek
A.      Milwaukee Paper Manufacturing, Inc.Pemasangan Peralatan Pengendalian Polusi Udara
Aktivitas
Nama
Kegiatan
Waktu
(Minggu)
Kegiatan yang Mendahului
A.
Pembangunan komponen internal
2
-
B.
Memodifikasi atap dan lantai
3
-
C.
Membangun tumpukan pengumpul
2
A
D.
Menuangkan beton dan memasang rangka
4
A,B
E.
Membangun pembakar temperatur tinggi
4
C
F.
Memasang sistem kendali polusi
3
C
G.
Memasang alat pencegah polusi udara
5
D,E
H.
Pemeriksaan dan pengujian
2
F,G
Waktu total (minggu)
25


Menghitung waktu mulai paling awal dan selesai paling awal untuk Milwaukee Paper
Karena aktivitas mulai tidak mempunyai pendahulu, kita mulai dengan menetapkan ES sebagai 0.artinya, aktivitas mulai dapat dimulai pada akhir minggu 0 yang sama dengan awal minggu 1. jika aktivitas mulai mempunyai ES=0, maka EF juga 0 karena waktu aktivitas 0.
Aktivitas A dan B, keduanya hanya mempunyai mulai sebagai pendahulu langsungnya. Dengan menggunakan aturan waktu mulai paling awal, ES untuk kedua aktivitas A dan B sama dengan 0, yaitu EF dari aktivitas mulai. Sekarang, menggunakan aturan waktu selesai paling awal, EF untuk A adalah 2(=0+2) dan B adalah 3(=0+3).
Karena aktivitas A mendahului aktivitas C, ES dari C sama dengan EF dari A(=2). Jadi, EF dari C adalah 4(=2+2).
Aktivitas D, dimana A dan B adalah pendahulu langsungnya. Aktivitas A mempunyai EF=2 dan B mempunyai EF=3. dengan menggunakan aturan waktu selesai paling awal,
ES dari D = Max (EF dari A, EF dari B) = Max (2, 3) = 3.
EF dari D sama dengan 7(= 3 + 4). Selanjutnya sama

Menghitung waktu mulai paling lambat dan selesai paling lambat untuk Milwaukee Paper
            Dimulai dengan menetapkan nilai LF adalah 15 minggu pada aktivitas H. Artinya, menentukan waktu selesai paling lambat untuk keseluruhan proyek sama dengan waktu selesai paling awal. Dengan menggunakan aturan waktu mulai paling lambat, LS dari aktivitas H sama dengan 13(=15-2).
            Karena aktivitas H adalah satu-satunya aktivitas penerus bagi kedua aktivitas F dan G maka LFnya sama dengan 13. Jadi, LS dari G adalah 8(=13-5) dan LS dari F adalah 10(=13-3).
            Dan seterusnya hingga pada aktivitas C yang merupakan pendahulu langsung dari dua aktivitas E dan F. Dengan menggunakan aturan waktu selesai paling lambat,
LF dari C = Min (LS dari E, LS dari F) = Min (4, 10) = 4
LS dari C adalah 2(=4-2). Pada akhirnya. LF dan LS dari aktivitas mulai sama dengan 0
Waktu Longgar dan Jalur Kritis
Jalur aktivitas
ES
EF
LS
LF
Pada
LS - ES
Jalur Kritis
A
0
2
0
2
0
Ya
B
0
3
1
4
1
Tidak
C
2
4
2
4
0
Ya
D
3
7
4
8
1
Tidak
E
4
8
4
8
0
Ya
F
4
7
10
13
6
Tidak
G
8
13
8
13
0
Ya
H
13
15
13
15
0
Ya







Perkiraan Waktu (dalam minggu) untuk proyek Milwaukee Paper
Aktivitas
Optimistis
(a)
Realistis
(m)
Pesimistis
(b)
Waktu yang Diperkirakan
t=(a+4m+b)/6
Variansi
[(b-a)/6]2
A
1
2
3
2
0.11
B
2
3
4
3
0.11
C
1
2
3
2
0.11
D
2
4
6
4
0.44
E
1
4
7
4
1.00
F
1
2
9
3
1.78
G
3
4
11
5
1.78
H
1
2
3
2
0.11

Probabilitas Penyelesaian Proyek
Menghitung Variansi dan Standart Deviasi proyek
Kita dapatkan variansi untuk semua aktivitas pada jalur kritis.
Variansi proyek ( 2p) = 0.11 + 0.11 + 1.00 + 1.78 + 0.11 = 3.11
Yang berakibat pada:
Standar deviasi proyek ( p) =  =  = 1.76 minggu

Probabilitas penyelesaian proyek tepat waktu
Jika proyek akan diselesaikan pada waktunya atau sebelum batas waktu 16 minggu.
Z = ( batas waktu – waktu penyelesaian yg diperkirakan) / p
 = ( 16 – 15) / 1.76 minggu
    = 0.57
Z adalah jumlah standar deviasi batas waktu atau waktu sasaran yang berada di antara rerata atau waktu yang diperkirakan. Jadi, didapatkan probabilitas 0.7157. Artinya, terdapat probabilitas 71.57% peralatan pengendali polusi dapat dipasang dalam waktu 16 minggu atau kurang dari itu.
Probabilitas untuk berbagai waktu penyelesaian
Jika perusahaannya memiliki probabilitas 99% menyelesaikan proyek tepat pada waktunya.
Batas Waktu = Waktu penyelesaian yg diperkirakan + (Z x p)
                       = 15 + ( 2.33 x 1.76 )
                       = 19.1 minggu               99% bahwa proyek dapat selesai tepat waktu.

B.      Crashing
Pada kasus proyek diatas, proyek dapat di percepat dengan metode crashing. Di antaranya penambahan jam kerja lembur= 4 jam (alternatif 1),penambahan regu kerja(alternatif 2).
Pada setiap metoda perhitungan crashing terjadi pembengkakan biaya daripada perhitungan normal.
Biaya crash per periode =
Diketahui aktivitas A: membuat spesifikasi dan kriteria
Waktu normal = 3 minggu
Waktu crash = 1 minggu
Biaya normal = 30.000
Biaya crash = 34.000
Jawab =    =  = Rp 2.000/hari
­





BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan
manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula.
Manajemen proyek meliputi tiga fase:
1.         Perencanaan. Fase ini penentuan sasaran, pendefinisian proyek, dan pengorganisasian tim.
2.         Penjadwalan. Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan untuk aktivitas khusus dan menghubungkan setiap aktivitas satu dengan aktivitas lain.
3.         Pengendalian. Di sini, perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.
Manajemen proyek memiliki tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan penutupan sebuah proyek yang biasanya berkaitan dengan bidang industri konstruksi, arsitektur, telekomunikasi, dan informasi teknologi.
Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktivitas proyek. Suatu pendekatan penjadwalan proyek adalah diagram Gantt, PERT, dan CPM.

3.2.            Saran
Kami berharap dengan jadinya makalah ini, pembaca dapat menerima dengan baik dan tertarik dalam setiap isinya. Jika, ada beberapa kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf serta kami menerima kritikan dan saran yang membangun untuk dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi bagi kita semua.

Daftar Pustaka

Barry Render and Jay Heizer. 2009. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat
Suharto Iman. 2001. Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga
Suharto Iman. 2002. Manajemen Proyek Industri. Yogyakarta: Erlangga

Internet:





2 komentar:

  1. Jika Anda memiliki masalah keuangan, sekarang saatnya Anda tersenyum. Anda hanya perlu menghubungi Bpk. Benjamin dengan jumlah yang ingin Anda pinjam dan periode pembayaran yang sesuai untuk Anda dan Anda akan memiliki pinjaman dalam waktu kurang dari 48 jam. Saya hanya mendapat manfaat untuk keenam kalinya pinjaman 700 ribu dolar untuk jangka waktu 180 bulan dengan kemungkinan membayar sebelum tanggal kedaluwarsa. Lakukan kontak dengannya dan Anda akan melihat bahwa dia adalah orang yang sangat jujur dengan hati yang baik. Surelnya adalah lfdsloans@lemeridianfds.com dan nomor telepon WhatApp-nya adalah + 1-989-394-3740

    BalasHapus
  2. Casino Games at JMT - JTG Hub
    JMT is 평택 출장샵 your trusted source for the 청주 출장마사지 complete Casino Games platform, 제주도 출장샵 including 익산 출장마사지 new casino bonus offers, promotions, cashbacks, instant withdrawals, 제주 출장안마

    BalasHapus