BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Berbica mengenai manajemen proyek,
hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya perkembangan yang cukup pesat dalam
dunia industri dan teknologi informasi. Perkembanga yang cukup pesat ini
menyebabkan pihak manajemen harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki
untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi serta mampu bersaing di
pasar. Kemampuan pihak manajemen untuk menghasilkan produk yang berkualitas
dengan adanya keterbatasan terhadap waktu, biaya dan ruang lingkup pekerjaan
harus didukung oleh pemahaman mengenai manajemen proyek yang baik.
Untuk mendefinisikan apa yang
dimaksud dengan manajemen proyek, maka ada baiknya kita mengetahui apa yang
dimaksud manajemen dan apa yang dimaksud proyek.
Manajemen merupakan suatu proses
dimana individu-individu sebagai bagian organisasi melakukan proses
perencanaan, pengorganisasian, serta menjalankan dan mengendalikan
aktivitas-aktivitas produksi. Sedangkan yang dimaksud proyek adalah suatu usaha
yang komplek, dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi yang
telah dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Jadi, manajemen proyek dapat
diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang
dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya
tertentu pula.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen proyek
?
2.
Begitu
pentingkah manajemen proyek dalam dalam suatu pembangunan perusahaan ?
3.
Bagaimana
merencanakan pembangunan proyek ?
4.
Bagaimana
menjadwal proyek dengan baik, cepat, dan benar ?
1.3.
Tujuan Pembelajaran
1.
Mengetahui
arti dari manajemen proyek
2.
Mengetahui
sangatlah penting dalam membangun suatu perusahaan di butuhkan manajemen proyek
3.
Dapat
membuat suatu rencana dalam membangun suatu proyek
4.
Mampu membuat jadwal proyek dengan baik, cepat, dan benar
BAB II
PEMBAHASAN MANAJEMEN PROYEK
2.1.
Pengertian Manajemen Proyek
Manajemen
merupakan suatu proses dimana individu-individu sebagai bagian organisasi
melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, serta menjalankan dan
mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi. Sedangkan yang dimaksud proyek
adalah suatu usaha yang komplek, dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan
spesifikasi yang telah dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Jadi,
manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya
organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu
dan sumber daya tertentu pula.
2.2.
Pentingnya Manajemen Proyek
Proyek
merupakan ujung tombak pembangunan. Barangkali, masalah utama yang paling sulit
dihadapi oleh para administrator di negara-negara berkembang dan maju adalah
melaksanakan program-progaram pembangunan. Kebanyakan kesulitan-kesulitan itu
disebabkan karena persiapan proyek yang tidak matang.
Mempersiapkan
proyek bukan hanya sekedar menyangkut aspek perencanaan atau pembangunan saja.
Pengidentifikasian tujuan-tujuan pembangunan, pemilihan-pemilihan daerah
prioritas untuk investasi, perencanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan harga yang
efektif, dan pemobilisasian sumber daya merupakan masalah yang perlu
diperhatikan. Akan tetepi, untuk sebagian besar kegiatan pembangunan serta
persiapan pelaksanaan proyek secara cermat pada tahap awal merupakan cara-cara
terbaik yang dapat dilakukan untuk untuk menjamin terpakainya danakapital
secara ekonomis, efisien dan untuk
memungkinkan pelaksanaan proyek secara tepat menurut waktu/jadwal. Bila proyek
tidak dipersiapkan secara cermat ke dalam perincian-perincian yang mendasar dan
kokoh, maka akan sering terjadi pengeluaran-pengeluaran yang tidak efisien.
Seringkali
proyek-proyek dibuat dalam porsi ruang-lingkup yang sangat luas tetapi disusun
secara kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat dianalisa sebagai satu
proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dengan dengan
ruang-lingkup yang lebih kecil, kira-kira mendekati ukuran minimun yang layak
dan baik ditinjau secara administrasi, teknis, maupun ekonomi. Sama halnya bila
kita ingin menganalisa pertambahan yang terjadi secara berurutan atau
tahapan-tahapn kegiatan yang berbeda satu sama lain, maka lebih baik membuat
ruang-lingkup proyek yang lebih sempit .
Tiga contoh
perusahaan yang menghadapi fenomena modern, yaitu:
1.
Saat
tim manajemen proyek Bechtel memasuki
Irak setelah perang tahun 2003, tim tersebut harus cepat memobilisasi tenaga
internasional yang terdiri atas pekerja kasar, profesional di bidan konstruksi,
juru masak, tenaga medis, dan tenaga keamanan. Mereka harus mengakses jutaan
ton suplai untuk membangun kembali pelabuhan, jalan raya, sekolah, dan sistem
kelistrikan.
2.
Saat
Microsoft Corporation memulai
pengembangan Windows Vista, program
yang terbesar , terkompleks, dan terkini. Waktu adalah sesuatu yang paling
kritis bagi seorang manajer proyek. Dengan ratusan pemrograman yang mengerjakan
jutaan baris kode dalam pengembangan program berbiaya ratusan juta dolar,
begitu besar resiko pada proyek tersebut untuk dapat diselesaikan tepat waktu.
3.
Saat
Hard Rock Cafe mensponsori Rockfest yang didatangi lebih dari 100.000
penggemar pada konser tahunannya, manajer proyeknya telah memulai perencanaan
sekitar sembilan bulan sebelumnya. Penggunaan paket peranti lunak MS Project; setiap detail yang jumlahnya
ratusan dapat dipantau dan dikendalikan. Saat sebuah kelompok band tidak dapat
mencapai Rockfest dengan bus karena
kemacetan yang luar biasa, manajer proyek Hard
Rock siap dengan cadangan helikopter.
Kompleksitas proyek yang semakin bertambah
dan siklus hidup produk/jasa yang menurun. Perubahan ini berasal dari kesadaran
tentang nilai strategis dari persaingan berbasis waktu dan keharusan melakukan
perbaikan kualitas yang terus-menerus. Setiap pengembangan produk/jasa baru
adalah kejadian yang unik sebuah proyek.
Penjadwalan
proyek adalah tantangan yang sulit bagi manajer operasi. Risiko pada manajemen
proyek sangat tinggi. Kelebihan biaya dan keterlambatan yang tidak diperlukan
terjadi karena penjadwalan dan pengendalian yang buruk.
Manajemen
proyek meliputi tiga fase:
1.
Perencanaan. Fase ini penentuan sasaran,
pendefinisian proyek, dan pengorganisasian tim.
Gambar 1. Perencanaan suatu proyek
2.
Penjadwalan. Fase ini menghubungkan orang, uang,
dan bahan untuk aktivitas khusus dan menghubungkan setiap aktivitas satu dengan
aktivitas lain.
Gambar 2. Penjadwalan proyek
3.
Pengendalian. Di sini, perusahaan mengawasi
sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau
mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat
memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.
Gambar 3. Pengendalian proyek
2.3.
Perencanaan proyek
Perencanaan
merupakan salah satu fungsi manajemen proyek yang sangat penting, yaiti memilih
dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk
mencapai sasaran. Hal ini berarti pertama-tama menentukan sasaran yang hendak
dicapai kemudian mencoba menyusun urutan langkah-langkah kegiatan untuk
mencapainya. Di dalam perusahaan, dibentuklah suatu organisasi proyek untuk
memastikan program yang telah ada tetap berjalan dengan lancar secara harian,
sementara proyek baru dapat berhasil diselesaikan. Seperti halnya perusahaan
konstruksi, organisassi proyek adalah cara efektif untuk menugaskan orang-orang
dan sumber daya fisik yang diperlukan.
Organisasi
proyek akan bekerja baik apabila:
1.
Pekerjaan
dapat didefinisikan dengan sasaran
tenggang waktu spesifik,
2.
Pekerjaan
tersebut unik atau tidak begitu biasa dalam organisasi yang ada,
3.
Pekerjaan
mengandung tugas-tugas kompleks dan saling berhubungan yang membutuhkan
keterampilan khusus,
4.
proyek
meliputi hampir semua lini organisasi.
a.
Manajer Proyek
Anggota tim
proyek secara sementara ditugaskan pada sebuah proyek dan membuat laporan pada
manajer proyek. Manajer yang memimpin proyek mengkoordinasikan aktivitas dengan
departemen lain dan membuat laporan langsung pada manajemen puncak. Manajer
proyek mendapatkan sorotan dalam perusahaan dan bertanggung jawab memastikan
bahwa (1) seluruh aktivitas yang diperlukan diselesaikan dalam urutan yang
tepat dan waktu yang tepat; (2) proyek selesai sesuai dengan anggaran; (3)
proyek memenuhi sasaran kualitas; (4) orang-orang yang ditugaskan pada proyek
mendapatkan motivasi, arahan, dan informasi yang diperlukan dalam melakukan
pekerjaan mereka.
b.
Struktur Penguraian Kerja (Work
Breakdown Structure-WBS)
Tim manajemen
proyek memulai tugasnya dengan baik sebelum pelaksanaan proyek sehingga
perencanaan dapat dikembangkan terlebih dahulu. Salah satu fase awalnya adalah
menetapkan tujuan-tujuan proyek secara cermat, selanjutnya memecah proyek
menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola dengan baik. Struktur penguraian
kerja menetapkan proyek dengan membaginya menjadi subkomponen (atau tugas)
utama, yang selanjutnya dibagi lagi menjadi komponen yang lebih detail, dan
akhirnya menjadi seperangkat aktivitas dan biaya yang terkait. Pembagian proyek
menjadi tugas yang kecil dan lebih kecil lagi memang sulit, tetapi sangat
penting dalam mengelola proyek serta membuat penjadwalan yang berhasil. Jumlah
bruto kebutuhan akan orang, suplai, dan peralatan juga diperkirakan dalam fase
perencanaan ini.
Struktur
penguraian kerja umumnya menurun dalam ukuran dari atas ke bawah dan dimasukkan
seperti berikut.
Tingkat
1
Proyek
2
Tugas-tugas
utama pada proyek
3
Subtugas-subtugas
pada tugas utama
4
Aktivitas
(atau “paket kerja”) yang harus diselesaikan
2.4.
Penjadwalan Proyek
Penjadwalan
proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktivitas proyek.
Pada fase ini, manajer memutuskan lamanya setiap aktivitas memerlukan waktu dan
menghitung banyaknya orang dan bahan yang diperlukan pada setiap fase produksi.
Manajer juga membuat diagram penjadwalan terpisah untuk kebutuhan personel
berdasarkan jenis keterampilan ( misalnya: manajemen, keteknikan, atau
penuangan beton).
Suatu
pendekatan penjadwalan proyek yang poopuler adalah diagram Gantt. Diagram Gantt
adalah cara berbiaya rendah yang membantu para manajer memastikan bahwa (1)
semua aktivitas telah direncanakan, (2) urutan kinerjanya telah diperhitungkan,
(3) perkiraan waktu aktivitas telah tercatat, dan (4) keseluruhan waktu proyek
telah dibuat.
Dalam
proyek-proyek sederhana, diagram penjadwalan seperti ini dapat digunakan
sendiri. Diagram ini memungkinkan para manajer mengamati kemajuan setiap
aktivitas untuk mengetahui dan menangani luas daerah permasalahan. Akan tetapi,
diagram gantt tidak memadai untuk mengilustrasikan hubungan antara aktivitas
dan sumber daya.
PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM
(Critical Path Method) adalah dua teknik jaringan yang digunakan secara luas, kemampuan
mempertimbangkan hubungan dan ketergantungan dari seluruh aktivitas. Dalam
proyek yang kompleks, di mana penjadwalan hampir selalu terkomputerisasi, PERT dan CPM memiliki keunggulan
dibandingkan diagram gantt yang lebih
sederhana.
Pendekatan
apa pun yang dilakukan manajer proyek, penjadwalan proyek membantu dalam bidang
berikut.
1.
Menunjukkan
hubungan setiap aktivitas dengan aktivitas lainnya dan terhadap keseluruhan
proyek.
2.
Mengidentifikasi
hubungan yang harus didahulukan di antara aktivitas.
3.
Menunjukkan
perkiraan biaya dan waktu yang realistis untu setiap aktivitas.
4.
Membantu
penggunaan orang, uang, dan sumber daya bahan dengan mengidentifikasi
bottleneck kritis (hal-hal yang mungkin menghambat suatu proyek).
2.5.
Pengendalian Proyek
Pengendalian
proyek-proyek besar, sebagaimana pengendalian sistem manajemen apa pun, melibatakan pengawasan ketat pada sumber
daya, biaya, kualitas, dan anggaran agar kegiatan proyek menuju ke arah sasaran
yang telah ditentukan. Pengendalian mempunyai arti yang penting seperti
ditekankan oleh J.A.F. Stoner (1982) sebagai berikut:
“... meskipun sasaran telah ditetapkan dengan jelas, disertai organisasi
dan kepemimpinan yang kuat dan motivasi yang kuat, namun kecil kemungkinannya
untuk berhasil mencapai sasaran jika tidak disertai pengawasan dan pengendalian
yang cukup.”
Program-program
ini menghasilkan laporan yang amat beragam, termasuk (1) perincian penguraian
biaya setiap tugas, (2) kurva pekerja total, (3) tabel distribusi biaya, (4)
biaya fungsional dan ringkasan jam, (5) peramalan bahan mentah dan
pembelanjaan, (6) laporan variasi, (7) laporan analisis waktu, serta (8)
laporan status kerja.
2.6.
Diagram Jaringan dan Pendekatannya
Jaringan PERT dan CPM memilki dua
pendekatan: aktivitas pada titik
(activity on node – AON) dan aktivitas
pada panah (activity on arrow – AOA).
Forward Pass
Aturan waktu mulai paling awal
Dimulai
aktivitas pada pertama. Sebelum suatu aktivitas dapat dimulai, semua pendahulu
langsungnya harus diselesaikan.
1. Jika suatu aktivitas hanya mempunyai
satu pendahulu langsung, ES-nya sama dengan EF dari pendahulunya.
2. Jika suatu aktivitas mempunyai
beberapa pendahulu langsungnya, ES-nya adalah nilai maksimum dari semua EF
pendahulunya, yaitu:
ES = Max (EF semua pendahulu langsung)
Waktu
selesai paling awal (EF) dari suatu aktivitas adalah jumlah dari waktu mulai
paling awal (ES) dan aktivitas itu sendiri, yaitu:
EF = ES
+ waktu aktivitas
Backward Pass
Aturan
waktu selesai paling lambat
Dimulai
dengan aktivitas terakhir dari suatu proyek.
1. Jika suatu aktivitas adalah pendahulu
langsung dari hanya satu aktivitas , LF-nya sama dengan LS dari aktivitas yang
secara langsung mengikutinya.
2. Jika suatu aktivitas adalah pendahulu
langsung dari lebih dari satu aktivitas, maka LF adalah minimum dari seluruh
nilai LS dari aktivitas-aktivitas yang secara langsung mengikutinya, yaitu:
LS = Min (LS dari seluruh aktivitas
yang langsung mengikutinya)
Waktu
mulai paling lambat (LS) dari suatu aktivitas adalah selisih dari waktu selesai
paling lambat (LF) dan waktu aktivitasnya, yaitu:
LS = LF – waktu aktivitas
2.7.
Menghitung Waktu Longgar dan
Mengidentifikasi Jalur Kritis
Slack = LS – ES atau Slack = LF - EF
Aktivitas
dengan slack = 0 disebut aktivitas kritis dan berada pada jalur kritis. Jalur
kritis adalah jalur yang tidak terputus melalui jaringan proyek yang:
a. Mulai pada aktivitas pertama proyek,
b. Berhenti pada aktivitas terakhir
proyek,
c. Hanya terdiri atas
aktivitas-aktivitas kritis.
2.8.
Tiga Perkiraan Waktu pada PERT
Dalam
PERT, kita menggunakan distribusi probabilitas berdasarkan tiga perkiraan waktu
untuk setiap aktivtas berikut.
a. Waktu optimistis(a), waktu yang dibutuhkan oleh sebuah aktivitas jika
semua hal
berlangsung
sesuai rencana.
b. Waktu pesimistis(b), waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
aktivitas dengan asumsi
kondisi yang ada sangat tidak
diharapkan.
c. Waktu realistis(m), perkiraan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan
sebuah
aktivitas yang paling realistis.
t = (a + 4m + b) / 6
Untuk menghitung dispersi atau
variansi waktu penyelesaian,
2.9.
Probabilitas Penyelesaian Proyek
Standart Deviasi Proyek (
p ) =
Z = ( batas waktu – waktu
penyelesaian yg diperkirakan) /
p
Probabilitas Untuk Berbagai Waktu
Penyelesaian
2.7.
Kasus Manajemen Proyek
A.
“Milwaukee Paper Manufacturing, Inc.Pemasangan Peralatan Pengendalian Polusi
Udara ”
Aktivitas
|
Nama
Kegiatan
|
Waktu
(Minggu)
|
Kegiatan yang Mendahului
|
A.
|
Pembangunan komponen
internal
|
2
|
-
|
B.
|
Memodifikasi atap dan
lantai
|
3
|
-
|
C.
|
Membangun tumpukan
pengumpul
|
2
|
A
|
D.
|
Menuangkan beton dan
memasang rangka
|
4
|
A,B
|
E.
|
Membangun pembakar
temperatur tinggi
|
4
|
C
|
F.
|
Memasang sistem kendali
polusi
|
3
|
C
|
G.
|
Memasang alat pencegah
polusi udara
|
5
|
D,E
|
H.
|
Pemeriksaan dan
pengujian
|
2
|
F,G
|
Waktu total (minggu)
|
25
|
Menghitung waktu mulai paling awal dan selesai paling awal
untuk Milwaukee Paper
Karena aktivitas mulai tidak mempunyai pendahulu, kita mulai dengan
menetapkan ES sebagai 0.artinya, aktivitas mulai dapat dimulai pada akhir
minggu 0 yang sama dengan awal minggu 1. jika aktivitas mulai mempunyai ES=0,
maka EF juga 0 karena waktu aktivitas 0.
Aktivitas A dan B, keduanya hanya mempunyai mulai sebagai pendahulu
langsungnya. Dengan menggunakan aturan waktu mulai paling awal, ES untuk kedua
aktivitas A dan B sama dengan 0, yaitu EF dari aktivitas mulai. Sekarang,
menggunakan aturan waktu selesai paling awal, EF untuk A adalah 2(=0+2) dan B
adalah 3(=0+3).
Karena aktivitas A mendahului aktivitas C, ES dari C sama dengan EF dari
A(=2). Jadi, EF dari C adalah 4(=2+2).
Aktivitas D, dimana A dan B adalah pendahulu langsungnya. Aktivitas A
mempunyai EF=2 dan B mempunyai EF=3. dengan menggunakan aturan waktu selesai
paling awal,
ES dari D = Max (EF dari A, EF dari B) = Max (2, 3) =
3.
EF dari D
sama dengan 7(= 3 + 4). Selanjutnya sama
Menghitung waktu mulai paling lambat
dan selesai paling lambat untuk Milwaukee Paper
Dimulai dengan menetapkan nilai LF
adalah 15 minggu pada aktivitas H. Artinya, menentukan waktu selesai paling
lambat untuk keseluruhan proyek sama dengan waktu selesai paling awal. Dengan
menggunakan aturan waktu mulai paling lambat, LS dari aktivitas H sama dengan
13(=15-2).
Karena aktivitas H adalah
satu-satunya aktivitas penerus bagi kedua aktivitas F dan G maka LFnya sama
dengan 13. Jadi, LS dari G adalah 8(=13-5) dan LS dari F adalah 10(=13-3).
Dan seterusnya hingga pada aktivitas
C yang merupakan pendahulu langsung dari dua aktivitas E dan F. Dengan
menggunakan aturan waktu selesai paling lambat,
LF dari C = Min (LS dari E, LS dari F) = Min (4, 10) =
4
LS dari C
adalah 2(=4-2). Pada akhirnya. LF dan LS dari aktivitas mulai sama dengan 0
Waktu Longgar dan Jalur Kritis
Jalur aktivitas
|
ES
|
EF
|
LS
|
LF
|
Pada
LS - ES
|
Jalur Kritis
|
A
|
0
|
2
|
0
|
2
|
0
|
Ya
|
B
|
0
|
3
|
1
|
4
|
1
|
Tidak
|
C
|
2
|
4
|
2
|
4
|
0
|
Ya
|
D
|
3
|
7
|
4
|
8
|
1
|
Tidak
|
E
|
4
|
8
|
4
|
8
|
0
|
Ya
|
F
|
4
|
7
|
10
|
13
|
6
|
Tidak
|
G
|
8
|
13
|
8
|
13
|
0
|
Ya
|
H
|
13
|
15
|
13
|
15
|
0
|
Ya
|
Perkiraan Waktu (dalam minggu) untuk
proyek Milwaukee Paper
Aktivitas
|
Optimistis
(a)
|
Realistis
(m)
|
Pesimistis
(b)
|
Waktu yang Diperkirakan
t=(a+4m+b)/6
|
Variansi
[(b-a)/6]2
|
A
|
1
|
2
|
3
|
2
|
0.11
|
B
|
2
|
3
|
4
|
3
|
0.11
|
C
|
1
|
2
|
3
|
2
|
0.11
|
D
|
2
|
4
|
6
|
4
|
0.44
|
E
|
1
|
4
|
7
|
4
|
1.00
|
F
|
1
|
2
|
9
|
3
|
1.78
|
G
|
3
|
4
|
11
|
5
|
1.78
|
H
|
1
|
2
|
3
|
2
|
0.11
|
Probabilitas Penyelesaian Proyek
Menghitung
Variansi dan Standart Deviasi proyek
Kita dapatkan
variansi untuk semua aktivitas pada jalur kritis.
Variansi proyek (
2p) = 0.11 + 0.11 + 1.00 + 1.78 + 0.11 = 3.11
Yang
berakibat pada:
Standar deviasi proyek (
p) =
=
= 1.76 minggu
Probabilitas penyelesaian proyek tepat
waktu
Jika proyek akan
diselesaikan pada waktunya atau sebelum batas waktu 16 minggu.
Z = ( batas waktu – waktu
penyelesaian yg diperkirakan) /
p
= ( 16 – 15) / 1.76 minggu
= 0.57
Z adalah jumlah standar deviasi batas
waktu atau waktu sasaran yang berada di antara rerata atau waktu yang
diperkirakan. Jadi, didapatkan probabilitas 0.7157. Artinya, terdapat
probabilitas 71.57% peralatan pengendali polusi dapat dipasang dalam waktu 16
minggu atau kurang dari itu.
Probabilitas untuk berbagai waktu penyelesaian
Jika perusahaannya memiliki
probabilitas 99% menyelesaikan proyek tepat pada waktunya.
Batas Waktu = Waktu penyelesaian yg
diperkirakan + (Z x
p)
= 15 + ( 2.33 x 1.76 )
B.
Crashing
Pada kasus proyek diatas, proyek dapat di percepat dengan metode crashing. Di antaranya penambahan
jam kerja lembur= 4 jam (alternatif 1),penambahan regu kerja(alternatif 2).
Pada setiap metoda perhitungan crashing terjadi pembengkakan
biaya daripada perhitungan normal.
Biaya crash per periode =
Diketahui aktivitas A: membuat spesifikasi dan kriteria
Waktu normal = 3 minggu
Waktu crash = 1 minggu
Biaya normal = 30.000
Biaya crash = 34.000
Jawab =
=
= Rp 2.000/hari
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
manajemen
proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya
organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu
dan sumber daya tertentu pula.
Manajemen
proyek meliputi tiga fase:
1.
Perencanaan. Fase ini penentuan sasaran,
pendefinisian proyek, dan pengorganisasian tim.
2.
Penjadwalan. Fase ini menghubungkan orang, uang,
dan bahan untuk aktivitas khusus dan menghubungkan setiap aktivitas satu dengan
aktivitas lain.
3.
Pengendalian. Di sini, perusahaan mengawasi
sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau
mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat
memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.
Manajemen proyek memiliki tanggung jawab untuk melakukan perencanaan,
pelaksanaan, dan penutupan sebuah proyek yang biasanya berkaitan dengan bidang
industri konstruksi, arsitektur, telekomunikasi, dan informasi teknologi.
Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh
aktivitas proyek. Suatu pendekatan penjadwalan proyek adalah diagram Gantt, PERT, dan CPM.
3.2.
Saran
Kami berharap dengan jadinya makalah ini, pembaca dapat menerima dengan
baik dan tertarik dalam setiap isinya. Jika, ada beberapa kesalahan dan
kekurangan kami mohon maaf serta kami menerima kritikan dan saran yang
membangun untuk dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi bagi kita
semua.
Daftar Pustaka
Barry
Render and Jay Heizer. 2009. Manajemen
Operasi. Jakarta: Salemba Empat
Suharto
Iman. 2001. Manajemen Proyek.
Jakarta: Erlangga
Suharto
Iman. 2002. Manajemen Proyek Industri.
Yogyakarta: Erlangga
Internet:
Jika Anda memiliki masalah keuangan, sekarang saatnya Anda tersenyum. Anda hanya perlu menghubungi Bpk. Benjamin dengan jumlah yang ingin Anda pinjam dan periode pembayaran yang sesuai untuk Anda dan Anda akan memiliki pinjaman dalam waktu kurang dari 48 jam. Saya hanya mendapat manfaat untuk keenam kalinya pinjaman 700 ribu dolar untuk jangka waktu 180 bulan dengan kemungkinan membayar sebelum tanggal kedaluwarsa. Lakukan kontak dengannya dan Anda akan melihat bahwa dia adalah orang yang sangat jujur dengan hati yang baik. Surelnya adalah lfdsloans@lemeridianfds.com dan nomor telepon WhatApp-nya adalah + 1-989-394-3740
BalasHapusCasino Games at JMT - JTG Hub
BalasHapusJMT is 평택 출장샵 your trusted source for the 청주 출장마사지 complete Casino Games platform, 제주도 출장샵 including 익산 출장마사지 new casino bonus offers, promotions, cashbacks, instant withdrawals, 제주 출장안마